Jangan Pernah Khawatir Lagi
Aku ingin mengajakmu bercanda
Derai tawa dalam derasnya hujan dan petir yang menyambar
Katamu, kau sanggup menggenggam mega
Ketika senja sedang bersahabat
Kita sama-sama duduk di ujung pelagi
Di kaki gunung sambil mencandai tenggelamnya matahari
Betapa indah waktu itu
Merah pipimu kala tersipu,
Padahal aku hanya ungkapkan rasa
Sambil melemparkan batu tipis di tengah danau
Kita hitung jumlah loncatannya
Kalau genap berarti kau bahagia
Jika ganjil berati kita sedang berduka
Apa hubungannya?
Kita tak pernah mempermasalahkan ganjil dan genap waktu itu
Semuanya lenyap tersapu manisnya senyummu
Lalu tiba-tiba saja canda hilang entah ke mana
Tak ada lagi hujan, pelangi, dan mega
Senja merah jadi hal yang begitu menakutkan
Petir yang menyambar kau anggap pupusnya harapan
Apa hubungannya?
Bukankah jarak tak mungkin mampu memisahkan?
Bukankah pelangi dan kaki bukit hanya ilusi jarak di mata kita?