Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Meremas Ujung Tapih

29 Maret 2020   19:43 Diperbarui: 29 Maret 2020   23:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Meremas Ujung Tapih

Kesedihan memeluk hati
Ibu-ibu perhatian
Anak tak pulang ke kampung halaman
Berita duka jadi kekhawatiran
Siang malam
Tak ada pegangan

Tapih mengurung badan
Teman satu-satunya yang memberikan kehangatan
Dalam panasnya terik
Dalam dinginnya hujan

Ketika kesedihan membelah ulu hati
Ketika air mata tak mampu mengobati
Ketika histeris tak terdengar lagi
Ujung tapih diremas!
Digigit!
Tapih robek!
Apa lagi yang mampu membuatnya diam?
Selain pasrah dan kepedulian

Kita ada di antara mereka
Namun mata seakan buta
Telinga tak mendengar apa-apa
Lalu apa yang tersisa?
Raga adalah seonggok daging pembalut tulang
Sebagiannya hanyalah bongkahan

(Sungai Limas, 29 Maret 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun