Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kelereng Menggelinding di Tanah Lapang

26 Maret 2020   22:20 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:55 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nindiweb - WordPress.com gerakan benda | nindiweb


Kelereng Menggelinding di Tanah Lapang

Kelereng mulai aku gelindingkan
Di tanah lapang
Ada tiga lobang
Lobang pertama
Berisi kesetiaan
Lobang ke dua
Berisi kecintaan
Lobang ke tiga
Berisi kerinduan

Semua lobang menanti untuk dimasuki
Tangan-jangan nakal menahan
Mencari kenikmatan sendiri
Kemudian membuat lobang sendiri
Lobang pertama
Berisi pengkhianatan
Lobang ke dua
Berisi kecemburuan
Lobang ke tiga
Berisi kebencian

Hatinya berdebar
Ketakutan membuatnya melakukan kesalahan
Tangan kiri menggelindingkan kelereng
Tangan kanan menggelindingkan juga
Pada arah yang berlawanan
Kesetiaan memenangkan pertarungan
Kecemburuan merebut sisanya
Lobang lain segera ditutupi

Semua kelereng ia ajak berlari menjauhi
Kini tersisa sepi
Banyak lobang tak terisi
Merana menanti kelerang yang telah pergi
Sementara kelereng bingung mencari tuan
Yang membuatnya nyaman

(Sungai Limas, 26 Maret 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun