Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Panggung Pertunjukan dengan Penonton yang Perlahan Pergi

23 Maret 2020   18:51 Diperbarui: 23 Maret 2020   18:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Redaksikota.com | Bakar Keranda Jenazah, PMII Kota Mataram Demo Musnahkan ...


Panggung Pertunjukan dengan Penonton yang Perlahan Pergi

Pertunjukan telah dimulai
Penonton bersorak berkali-kali
Di atas panggung:
Ada bumi kemudian kering
Mengeringkan
Bumi kemudian basah
Membasahi
Daun dan ranting jatuh
Musim gugur datang sesudah musim kering hilang
Bergantian

Tangan Sang Surtadara menggerakkan aksi pertunjukkan terlihat nyata

Angin hitam datang dari kanan
Datang dari kiri
Dari depan
Dari belakang
Dari atas
Dan dari bawah
Mendekati
Dikehendaki atau dijauhi
Memeluk diri

Langit berawan
Arak-arakan badai menakutkan
Langit terang
Panas membakar bau keringat menyebar
Meminta hujan
Meminta dingin dan kesejukkan
Semua dipinta
Terlalu manja
Mereka disebut manusia
Kita salah satu di antaranya

Seperti bumi, daun, ranting, angin, dan kita
Adegan di atas panggung ketika tengah malam
Penonton satu persatu mulai beranjak pergi
Sebentar lagi layar panggung dijatuhkan
Tak ada penonton lagi, kita terkunci dalam peti
Bernama keranda
Kemudian menjadi purba suatu ketika

(Sungai Limas, 23 Maret 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun