Malam tiba-tiba mencekam
Gelak tawa telah berhasil mempermainkan peran
Dari ratusan kilometer ia saling berhadapan
Dalam sebuah perdebatan
Sambil tertawa menutupi kemaluan
Kekalahan demi kekalahan melahirkan dendam
Ia ajak teman-teman
"He, Kau yang di sana. Buka topengmu!"Â teriakmu membangunkan kebisuan
Orang-orang mulai sadar akan kekalahan
Mencari pembenaran
Dalam kelompok ia buat perundingan
Kita harus menang!
Kita harus menang!
Teriakanmu kemudian
Dan ....
Benar, kita semua telah menang
Lihatlah pria bertopeng telah hilang!
Dimakan malam!
Diamuk kedengkian
Kemudian pesta berubah jadi ajang pamer kebolehan
Kemenangan telah berada dalam genggaman
Dari ratusan kilometer aku hanya tersenyum,
Sementara kau mengira aku telah menangis
Dengan air mata yang terkuras habis!
Padahal permainan peran baru saja diumumkan
Misteri kekalutan akan diujikan
Kita lihat siapa yang jadi pemenang
Dan siapa yang akan terguling kecomberan
(Sungai Limas, 18 Maret 2020)