Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukis Hati

11 Februari 2020   08:35 Diperbarui: 11 Februari 2020   08:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deras hujan mengguyur kelopak asa, menghantam hingga ke dinding hati. Detik waktu pun terus melaju, tinggalkan jejak semu bersisa.

Diammu coba menggoreskan aneka sketsa di dinding hatiku, penuh warna tiada berpendar. Warna cerah merona hiasi hati, tanpa warna sedih buram.

Kuas rindu tlah coba dilukis, penuhi kanvas hati selaksa warna. Hingga kedua matamu cerah berbinar, hadirkan secercah senyum menghias wajah.

Hatiku telah terlukis. Menyisakan penuh guratan saujana. Bukanlah labirin mimpi belaka. Namun realita tlah penuhi ruang mata.

(Sungai Limas, 11 Februari 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun