Menikmati Kesendirian
Saat dalam kandungan kau terbiasa sendirian
Ketika dalam ayunan kau juga sendirian,
Ibumu sedang asyik mencuci dan memasak makanan
Kau tidur dengan nyenyak sendirian
Lalu, mengapa ketika dewasa kau mengeluh merasa telah sendirian?
Bukankah teman-teman mengelilingimu
Sahabat dan kerabat berbagi canda setiap harinya
Di kantor, di jalanan, di rumah, begitu riuh sapaan mereka
Seperti apa sendiri yang kau maksudkan?
Seharusnya ketika sendiri menjadi teman, maka sebaiknya kita tanyakan:
Apakah sendiri menguntungkan?
Bagaimana sendiri menjadi sebuah kesenangan?
Atau kesedihan mewakili kesendirian?
Yang jelas, sendiri adalah ketika tak ada orang di sekeliling
Atau merasa tak berteman, padahal berada pada kerumunan orang
Sendiri yang menyiksa adalah ketika kesepian menenggelamkan rasa
Ketika sendiri menumpahkan air mata
Sendiri hanya lepas dari hura-hura
Ketika waktunya tiba,
Usungan keranda telah kembali ke tempatnya
Saat itu kita akan sendiri dalam waktu yang sangat lama
Bagaimana menikmatinya?
Hanya kita dan Tuhan yang tahu caranya
(Sungai Limas, 2 Januari 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H