Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menikmati Kesendirian

2 Januari 2020   14:27 Diperbarui: 2 Januari 2020   14:35 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Menikmati Kesendirian

Saat dalam kandungan kau terbiasa sendirian
Ketika dalam ayunan kau juga sendirian,
Ibumu sedang asyik mencuci dan memasak makanan
Kau tidur dengan nyenyak sendirian

Lalu, mengapa ketika dewasa kau mengeluh merasa telah sendirian?
Bukankah teman-teman mengelilingimu
Sahabat dan kerabat berbagi canda setiap harinya
Di kantor, di jalanan, di rumah, begitu riuh sapaan mereka

Seperti apa sendiri yang kau maksudkan?
Seharusnya ketika sendiri menjadi teman, maka sebaiknya kita tanyakan:
Apakah sendiri menguntungkan?
Bagaimana sendiri menjadi sebuah kesenangan?
Atau kesedihan mewakili kesendirian?

Yang jelas, sendiri adalah ketika tak ada orang di sekeliling
Atau merasa tak berteman, padahal berada pada kerumunan orang

Sendiri yang menyiksa adalah ketika kesepian menenggelamkan rasa
Ketika sendiri menumpahkan air mata
Sendiri hanya lepas dari hura-hura

Ketika waktunya tiba,
Usungan keranda telah kembali ke tempatnya
Saat itu kita akan sendiri dalam waktu yang sangat lama
Bagaimana menikmatinya?
Hanya kita dan Tuhan yang tahu caranya

(Sungai Limas, 2 Januari 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun