Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bakul Purun Kai Adul

1 Januari 2020   23:53 Diperbarui: 2 Januari 2020   08:47 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bakul Purun Kai Adul

Kai Adul, tukang cari palilak di tangah sawah. Limbah subuh sudah am bukah. Parahu bocor kada tetambal, penanjak paring jabuk sebalah.

Kai Adul panuhanya di kampung subalah. Mulai bahari rajin ibadah. Sembahyang subuh pasti di tangah. Kada tahu hujan atawa bakah.

Menyorangan gubuk di pahumaan. Seharian menunggui banyu lawang. Bila banjir melabang terpal. Bekunyung melarut banyu habang.

Sayur palilak meular-ular. Dijarang lawan anakan sapat. Uyah lawan asam campuran masak. Habis nasi sepiring hibak.

Kai Adul, rancak menangis. Umur panjang kaya gerimis. Hilang datang kada betampis. Kadada orang handak melapis.

Bakul purun sidin kada suah kosong. Isinya macam-macam makanan. Bila tetamu kekanakan, pasti perajakian. Dapat hadiah lawan pasti kanyang.

Bakul purun membawa berkah. Siang kosong sore baisi. Mahurup palilak jadi makanan kada gasan sidin sorangan.

Kai Adul lambang tradisi orang bahari. Hidup sederhana kada banyak pintaan. Kada pernah mengeluh lawan tetangga. Apalagi behutang-hutang. Sidin rajin usaha. Biar palilak kada larang dijual. Kai Adul kada pernah behual. Ditawar berapa haja kada pernah memalar. Bariakan bila ada nang minta.

Kai Adul tutuhaan orang kampung kami. Jadi kesah bila malam lambat ditunggui. Acara hajatan bemandi-mandi. Atawa ada orang mati.

Terjemahan dari bahasa Banjarmasin

Bakul Purun Kakek Adul

Kakek Adul, kerjanya tukang cari daun teratai di sawah yang banjir (Seperti danau) (daun terarai biasanya di daerah Hulu Sungai Utara digunakan untuk membungkus macam-macam, termasuk kue jajanan, ikan, sayuran, tahu, tempe. Menggantikan kresek plastik) Selepas salat subuh pasti keluar rumah menuju danau/sawah. Saking sibuknya perahu bocor jarang ditambal. Dibiarkan begitu saja. Tak pernah kenal hujan ada embun dingin.

Kakek Adul paling tua usianya di desa sebelah. Sejak dahuli rajin ibadah. Setiap berjamaah subuh selalu paling depan. Di belakang imam.

Lebih sering menginap di danau di tengah sawah. Tanpa diminta kerjanya membuka dan menutup irigasi dekat gubuknya. Ketika banjir datang sering terpal atap pondoknya berubah fungsi menjadi perahu buat kai Adul. Mengarungi banjir hingga ke tepian. (Kebiasaan di daerah ini. Jika musim hujan, sawah berubah jadi danau. Bila kemarau baru bisa digunakan untuk menanam padi dan palawija.)

Kakek adul sungguh bersyukur. Masih ada teratai yang tumbuh subur. Jadi di samping daunnya berguna buat penghasilannya. Batang bunga teratai sungguh nikmat dijadikan sayur. Di sayur santan dengan ikan sepat kecil. Walau hanya dengan garam dan asam. Biasanya nasi satu wadah besar bisa habis dimakan.

Kakek Adul sering menangis. Usia paling tua ternyata sungguh menderita. Tak punya teman sebaya lagi. Tak ada teman sepermainan untuk bercanda. Setiap saat selalu ingat kematiannya. Baginya usia tak akan memberi tanda. Kapan saja mungkin ajal menjemput.

Bakul purun kakek Adul tak pernah kosong. Bila berangkat berisi daun palilak yang dijual. Pulangnya dibelanjakan beraneka kue jajan dan keperluan. Ketika ketemu anak-anak di jalan. Siapa saja yang menyapanya pasti dapat hadiah makanan dari kakek Adul. Anak-anak selalu menanti kakek Adul lewat.

Bagi masyarakat Hulu Sungai Utara, kakek Adul adalah lambang legenda. Jadi cerita ketika malam. Ketika anak-anak susah tidur. Diceritakan turun temurun tentang perilaku kakek Adul yang terpuji. Suka menolong. Rajin ibadah. Dermawan walau hidup dalam kemiskinan.

Selain itu, cerita kakek Adul juga sering jadi bahan cerita pada saat akan ada acara perkawinan, upacara mandi-mandi. Atau ketika tunggu mayat apabila esok mayat tersebut baru dimakamkan.

(Bakul purun = tas terbuat dari batang purun. Sejenis dengan tas yang terbuat dari rotan dan bambu yang di potong tipis dan dianyam)

(Sungai Limas, 1 Januairi 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun