Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Awan Hitam

23 Desember 2019   17:57 Diperbarui: 23 Desember 2019   18:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribun Pontianak - Tribunnews.com

Bertahun lamanya dendam itu menggerogoti hatimu. Lenyap iba di sudut matamu. Siang terasa tak lagi benderang, malam pun gulita tak lagi merona disiram purnama.

Awan hatimu begitu tebal, selimuti rasa hingga angkuh datang merajalela. Tak ada satu pun pesona kebaikan mampu hinggapi nuranimu. Semua gelap, pekat, tak mampu senyum tulus meluluhkannya.

Semua harus tunduk pada maumu. Padahal ingin kebaikan yang ada menyentuh kelopak hatimu, dan ingin getarkan segenap ragamu. Entah sampai kapan mampu menangguk maaf darimu.

Pada-Nya saja diri ini berserah, dan pada-Nya saja diri ini merendah. Siang malam menanti maaf, meski tak semua salah bersumber di diri yang sama. Meminta maaf adalah perbuatan baik, dan memamaafkan adalah mulia.

(Sungai Limas, 23 Desember 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun