Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Suatu Hari

6 Oktober 2019   16:42 Diperbarui: 6 Oktober 2019   16:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay Musim Panas Matahari Terbenam - Foto gratis di Pixabay

Cerita tentang anak anjing. Ia melolong sendirian. Ada beberapa anjing memberi saran. Harus ini harus itu. Lakukan ini lalukan itu. Anak anjing manggut-manggut.

Lolongan anak anjing tetap nyaring. Pagi hari. Siang hari. Malam hari. Lolongan demi lolongan diteriakan. Anak anjing memdengar suaranya.

Lelah rasanya, anak anjing akhirnya diam. Ia mengira ada orang yang mendengarnya. Tak ada. Beberapa orang lewat bertanya pada temannya. Oh, anak anjing itu lagi lakukan apa?

Padahal suara parau hampir tak terdengar. Teriakan tak membentur apa-apa. Lewat begitu saja. Waktu tetap berjalan seperti biasa.

Begitukah? Anak anjing, mahasiswa, pelajar, orang miskin, dan rakyat jelata. Teriakannya tak bermakna apa-apa?

Entah, telinga terbuat dari apa. Atau hatinya ada di mana. Yang terlihat hanya parau dan tak lagi bersuara.

(Sungai limas, 6 Oktober 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun