Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasar yang Kehilangan Rindunya

5 Oktober 2019   19:10 Diperbarui: 5 Oktober 2019   19:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Light Bulb (dictio.id)

Pasar yang Kehilangan Rindunya

Pasar berjalan dengan desakan. Aku setiap pagi belanja keperluan. Tersedia kehangatan, kerinduan. ramah tamah dalam kekeluargaan.

Buah disusun rapi, aneka baju bergelantungan. Pasar jadi hiburan. Mainan bocah bernyanyi bersahutan. Ada tangis dan teriakan ibunya. Ada tawaran paman sayur diselanya.

Pasar lalu berubah haluan. Tawar menawar hilang. Penuh kepalsuan, tipuan berkedok diskon pemikat pelanggan.

Komestik tebal topeng pasar dilelang. 24 jam pasar bertransaksi. Ada dalam hati. Memilih rindu. Pasar tak sediakan lagi. Mencari cinta, pasar hilangkan rasa.

Pasar tumpah ruah dari bilik kaca. Janjikan sayang bertahan lama. Janjikan setia tiada batasnya. Pasar berjalan apa adanya.

Gesekan hilang. Senyum lenyap. Rindu melayang bersama kawat panjang yang kita sebut jaringan. Pasar berjalan sendiri. Di tengah malam sepi. Merenungi nasib yang tak bisa menghidupi diri.

(Sungai Limas, 5 Oktober 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun