Pasar yang Kehilangan Rindunya
Pasar berjalan dengan desakan. Aku setiap pagi belanja keperluan. Tersedia kehangatan, kerinduan. ramah tamah dalam kekeluargaan.
Buah disusun rapi, aneka baju bergelantungan. Pasar jadi hiburan. Mainan bocah bernyanyi bersahutan. Ada tangis dan teriakan ibunya. Ada tawaran paman sayur diselanya.
Pasar lalu berubah haluan. Tawar menawar hilang. Penuh kepalsuan, tipuan berkedok diskon pemikat pelanggan.
Komestik tebal topeng pasar dilelang. 24 jam pasar bertransaksi. Ada dalam hati. Memilih rindu. Pasar tak sediakan lagi. Mencari cinta, pasar hilangkan rasa.
Pasar tumpah ruah dari bilik kaca. Janjikan sayang bertahan lama. Janjikan setia tiada batasnya. Pasar berjalan apa adanya.
Gesekan hilang. Senyum lenyap. Rindu melayang bersama kawat panjang yang kita sebut jaringan. Pasar berjalan sendiri. Di tengah malam sepi. Merenungi nasib yang tak bisa menghidupi diri.
(Sungai Limas, 5 Oktober 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H