Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Separuh Baya

12 Mei 2019   22:15 Diperbarui: 12 Mei 2019   22:40 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia adalah lelaki separuh baya
Baju koko dan kopiyah rapi, sarung hitam terlipat rapi
Berjalan menapaki malam, gerimis membuat basah sebagian kopiyahnya
Yakin masjid ada di depan cahayanya terang menembus hingga relung terdalam

Tak henti-hentinya membacakan ayat-ayat cinta
Basah bibir basah jiwa
Ingin mendekat pada Penguasa alam jagat raya
Ia hanya seorang diri
Harusnya tinggal di rumah saja
Bersama anak dan istri tercinta
Tidak dilakukannya

Azan subuh dikumandangan dengan merdu berharap ada beberapa jamaah yang datang
Hingga puji-pujian penggiring mentari datang selesai didendangkan
Ia tetap sendirian

Dan pagi pun berjalan sendiri
Ia lelaki separuh baya masih duduk manis pada sajadah panjangnya
Seorang diri
Menyesali mengapa hingga kini tetap sendiri
Dan terus sendiri
Cita-citanya hanya satu, ketika suatu saat tiba dia tidak sendiri lagi
Menanti pagi bersama sahabat-sahabat sejati

Dan lelaki separuh baya tak kuat menahan diri
Ia pergi dan tetap seorang diri
Hingga matahari tergelincir senja
Orang-orang gempar ketika
Lelaki separuh baya tinggal jasadnya

(Sungai Limas, 12 Mei 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun