Ada setumpuk asa ingin kami titipkan, mewakili segenap pinta rakyat jelata. Di pundakmu kami sandarkan nasib bangsa, hingga kejayaan bertahta agung di singgasana.
Apapun visi dan misi kalian, kami hanya mengharap sebuah pembuktian. Janji diikat dalam penyaksian, oleh jutaan rakyat dan juga Tuhan.
Kami rindu kedamaian hidup. Biarkan beban hidup diatasi tanpa amarah meletup. Sungguh kami takkan sanggup, melihat ibu pertiwi dimasuki para penyelusup. Enyahkan angin bisikan adu domba yang bertiup.
Kami rindu kerukunan terjalin mesra. Menghiasi indahnya hidup bersama. Dalam naungan kebijaksanaan penguasa, hak-hak vital rakyat tetap dijaga.
Kami rindu kesejahteraan dan kemakmuran. Usaha kecil menengah mohon diperhatikan. Berikan kami ruang lapang berkreasi. Biarkan kami berpijak mandiri, demi meraih selaksa mimpi.
Kami butuh kepastian pisau hukum. Jangan biarkan ia tajam kebawah tumpul ke atas. Kami hanyalah kaki-kaki kecil lambat berlari, sering kalah kejaran tirani. Fakta terjungkal oleh tangan-tangan nakal.
Kami rindu nuansa indah ruang edukasi. Anak cucu jadi terayomi. Kembalikan fitrah karakter kami. Bentuk kembali jiwa-jiwa berbudi pekerti, hingga kami jadi manusia yang dikagumi.
Serangkaian do'a kami panjatkan kepada Tuhan. Demi lancarnya sebuah perjalanan. Siapapun jadi pilihan, amanat rakyat tolong dipertahankan. Payungi kami dari hujan perselisihan, biar rekat persatuan dan kesatuan.
(Sungai Limas, 31 Maret 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H