Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat untuk Hujan

29 Maret 2019   12:50 Diperbarui: 29 Maret 2019   13:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: awesomebestpictures.com 

Diawali bersama hadirmu rintik menjarum, kulayangkan surat mewakili segenap curahan hati. Bacalah ia penuh saksama tanpa keraguan. Supaya lapang segenap rongga hatiku.

Hujan, rindu hadirmu dalam pekat malamku. Kerontang jiwaku terpenjara panas terik perkepanjangan. Akankah engkau sudi membasahi kembali rongga jiwaku?

Akulah bumi sang perindu sejatimu. Senyum manismu menggodaku dikala jatuh rintikmu. Bagaikan dahaga bertahun, kini segar menyusuri rongga kerongkonganku. Tegur sapamu menyejukkan sebuah penantian panjang.

Akulah bumi sang pencinta hadirmu. Resah gelisah bertahun merantai sepi. Kelopak indahku terpenjara sunyi. Berharap hadirmu menatapku sejenak, meski kau akan segera berlalu.

Cukuplah raihan jemarimu hanya sekejap. Sungguh telah mengobati kering jiwaku. Meski tak lama kau berujar, namun cukup menyegarkan kembali sendi-sendi kehidupan. Hadirmu hujan, suatu nikmat pemberian Tuhan.

(Sungai Limas, 29 Maret 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun