Bola mata kanan disapa, melukis guratan memerah nyata. Kelopak bening kini berubah warna, dalam selaksa pedih coba dihela.
Berhari dia bertamu manja, menghias bola mata. Coba pasrah diterima, meski sekejap memandang jernih juga tak bisa.
Pandangan kabur menghias mata, hitam dan putih seakan tersisa. Bola mata pedih tak terkira. Hanya berteman mata kiri semata.
Mata memerah bukan tanda sakit jiwa, walau pandangan menyempit jangan dicela. Berbilang hari merasakan sakit mata, hingga pandangan putih berjejak tersisa. Hari-hari harus berhias kacamata.
Apapun yang terjadi, semua tetap disyukuri. Jangan pernah disesali. Semua pasti ada hikmah tersembunyi, semua rahasia Ilahi.
(Sungai Limas, 21 Maret 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H