Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sakit Mata

21 Maret 2019   10:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   10:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bola mata kanan disapa, melukis guratan memerah nyata. Kelopak bening kini berubah warna, dalam selaksa pedih coba dihela.

Berhari dia bertamu manja, menghias bola mata. Coba pasrah diterima, meski sekejap memandang jernih juga tak bisa.

Pandangan kabur menghias mata, hitam dan putih seakan tersisa. Bola mata pedih tak terkira. Hanya berteman mata kiri semata.

Mata memerah bukan tanda sakit jiwa, walau pandangan menyempit jangan dicela. Berbilang hari merasakan sakit mata, hingga pandangan putih berjejak tersisa. Hari-hari harus berhias kacamata.

Apapun yang terjadi, semua tetap disyukuri. Jangan pernah disesali. Semua pasti ada hikmah tersembunyi, semua rahasia Ilahi.

(Sungai Limas, 21 Maret 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun