Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Bahagia

20 Februari 2019   07:58 Diperbarui: 20 Februari 2019   08:10 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isak tangis sudah kusampaikan pada ibu yang melahirkan, merawat, dan membesarkan
Manja tak terkira sudah ayah berikan
Saudaraku semua penuh perhatian
Lalu, mengapa aku tidak bahagia?

Perhiasan lengkap tergantung di seluruh badan
Kemewahan tersedia tinggal membuka mata lewat kedipan
Mau apa pun tinggal acung telunjuk ke depan
Lalu, mengapa aku tidak bahagia?

Dalam tidur kakek renta mengajakku bicara pelan
Setengah sadar kudengar kakek berpesan: apa yang kau dapatkan saat ini hanya titipan. Seperti tukang parkir jam-jaman. Saat waktunya habis semua akan lenyap tak mampu kau tahan
Lalu, mengapa berharap bahagia?

Pujangga bersyair tentang bahagia
Pemuja cinta mengaku bahagia
Aku tak percaya bahagia ada di dunia
Karena, bahagia hanya ada di surga

(Sungai Limas, 20 Februari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun