Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seorang Lelaki di Balik Kaca

13 Februari 2019   07:10 Diperbarui: 13 Februari 2019   09:33 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Majalahayah.com

Oleh : Ekriyani

Segumpal awan hitam berarak pelan
Perlahan turun rintik menjarum
Rintik hujan seolah bermelodi
Menetes lembut perciki kaca jendela

Matanya memandang lekat ke ujung jalan
Mengintip sayu lewat kaca buram
Hempasan tetesan hujan tak jua bangunkan kesadarannya
Ujung jalan tampak kian temaram

Seorang lelaki terseok di ujung jalan
Basah kuyup bermandi hujan
Bergetar di ujung bibirnya
Memanggil sebuah nama, tapi tertelan hujan menderas

Seketika matanya tertegun pada sosok lelaki
Sedari tadi hanya terlukis bayangan semu
Lewat kaca buram di senja temaram
Hingga mengusik kembali binar matanya

Ayah? Dikaukah ayahku?
Sosok yang hanya terdiam di dalam bingkai?
Rambut memutih cermin suka dan sedih
Raut rupa kian meringkih
Segera menghabur badannya dalam pelukan sang lelaki

(Sungai Limas, 13 Februari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun