Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengubah Kritik Menjadi Profit

16 Agustus 2020   04:11 Diperbarui: 16 Agustus 2020   04:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Jangan antipati terhadap kritikan

Setiap kritikan dapat dijadikan pembelajaran yang berguna. Orang yang memiliki motivasi untuk maju adalah orang yang tidak antipati terhadap kritik.

Orang yang antipati terhadap kritik biasanya merasa diri paling benar dan orang lain salah. Selain itu, antipati terhadap kritik juga dapat berakibat orang tersebut tidak mampu bersosialisasi dan berorganisasi dengan baik, bahkan cenderung menjadi diktator.

5. Kritik sebagai sarana untuk belajar

Kita dapat belajar dari apapun termasuk belajar dari sebuah kritikan. Dalam konsep Long Life Education, A. J. Cropley mengatakan bahwa beberapa ciri manusia pembelajar sepanjang hayat yaitu memiliki semangat tinggi untuk belajar di semua level, menyambut baik akan perubahan, dan percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.

Kritikan adalah salah satu sarana pembelajaran. Dari situ kita dapat mengevaluasi diri dan mamperbaiki kesalahan agar terus maju ke arah yang lebih baik.

Itulah beberapa tips dalam menyikapi kritikan dari orang lain. Kritikan dari orang lain merupakan faktor eksternal yang tidak dapat kita interfensi. Namun output dari kritikan itu sendiri bergantung pada bagaimana kita menyikapi kritikan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun