Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga adalah Saudara, Bukan Donatur

1 Juni 2020   02:29 Diperbarui: 1 Juni 2020   02:40 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup bertetangga - bimbinganislam.com

Tetangga adalah saudara terdekat kita. Orang yang sering dan pertama kali kita minta bantuannya saat sedang mengalami kesulitan adalah tetangga.

Dalam dinamika hidup bertetangga juga ada suka maupun dukanya. Terkadang tetangga dapat menjadi teman bertengkar, tetapi ada pula tetangga yang memperlakukan kita dengan baik bahkan lebih dari pada keluarga sendiri.

Hidup sebagai tetangga, kita sering berbagi banyak hal. Salah satunya adalah saling pinjam-meminjam barang. Ini dilakukan hampir semua kita yang hidup bertetangga, apalagi kultur orang Indonesia yang masih menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.

Namun sering kali kita lupa akan satu hal yang menjadi masalah, yaitu tidak mengembalikan barang yang sudah dipinjam dari tetangga.

Alasan kita tidak mengembalikan barang yang sudah kita pinjam adalah lupa atau sibuk dan belum sempat. Tetapi, akibat keseringan lupa akhirnya barang tetangga “tenggelam” di rumah kita atau berganti status kepemilikan.

Kadang kala tetangga yang lebih dulu berinisiasi  mengingatkan kita akan barang miliknya yang sudah kita pinjam. Ada pula yang datang dengan perasaan bersalah dan malu-malu untuk “meminjam kembali” barang miliknya.

Pada kasus lain, beberapa tetangga justru segan atau sungkan meminta kembali barang miliknya. Kita pun dengan bangganya pura-pura lupa. Pada akhirnya barang tetangga memenuhi isi rumah kita.

Hal yang lebih parah dan paling memalukan adalah ketika kita tersinggung jika tetangga meminta barang miliknya. Bahkan tidak jarang ada yang sampai ribut dengan tetangga soal masalah sepele ini.

Coba bayangkan jika kita berada di posisi mereka. Dengan malu-malu dan segan, pula dengan baik-baik meminta barang milik  kita, tetapi malah si peminjam marah-marah. Tentu bukan hal yang kita inginkan, bukan? 

Karena itu, jika sudah meminjam, ingat pula untuk mengembalikan. Tetangga kita adalah saudara yang sama dengan kita. Mereka bukan pabrik, bukan toko obral, dan bukan pula donatur yang menyediakan barang dengan sukarela dan cuma-cuma bagi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun