Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

29 Mei dan Posisi Lansia di Tengah Pandemi

29 Mei 2020   23:17 Diperbarui: 29 Mei 2020   23:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para lansia (krjogja.com)

Tanggal 29 Mei dilewatkan begitu saja oleh kita. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa ternyata itu adalah hari yang istimewa.

Bagi yang belum tahu, tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional. Tanggal peringatan khusus ini telah ditetapkan sejak 24 tahun yang lalu. Namun demikian, pencanangan momen ini tak begitu populer seperti peringatan hari Kartini, Pancasila atau hari nasional lainnya.

Sejarah adanya Hari Lanjut Usia Nasional ini awalnya ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996 di Semarang, Jawa Tengah.

Ketika itu, pencanangan ini dimaksudkan untuk menghormati jasa Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat yang masih memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam usia lanjut.

Di dunia internasional, hari khusus bagi para lansia ini juga telah ditetapkan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diperingati setiap tanggal 1 Oktober.

Dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Nasional, kita perlu melihat kondisi para lansia saat ini. Di tengah situasi wabah Covid-19 yang terus merajalela, para lansia berada dalam posisi sulit dan gawat.

Kematian akibat Covid-19 terus meningkat dan sebagian besar korban berasal dari para lansia. Menurut para ahli, wabah Covid-19 sangat rentan bagi para lansia dan juga memiliki persentase kematian yang paling tinggi.

Salah satu negara yang memiliki persentase kematian lansia tertinggi akibat Covid-19 adalah Italia. Dilansir dari KOMPAS.com, dari total kematian akibat Covid-19, 85,6 persennya berasal dari pasien yang berusia lebih dari 70 tahun. Hal ini jelas beralasan sebab 23 persen warga Italia adalah lansia yang berumur 65 tahun ke atas.

Pada kasus lain, para lansia yang terinfeksi Covid-19 dan memiliki tingkat harapan hidup yang kecil justru dibiarkan mati karena tidak diprioritaskan. Di Indonesia sendiri, aturan pelonggaran PSBB membatasi orang-orang berusia 40 tahun ke atas untuk beraktivitas di luar rumah.

Lalu bagimana kita harus memperlakukan para lansia di tengah pandemi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun