Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya sangat variatif, termasuk manusia. bangsa ini juga sangat variatif, baik itu suku, ras, agama, bahasa, dan kebudayaan.Â
Kendati berbeda-beda, semua itu merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jika demikian adanya, lantas apa hak seseorang untuk membada-bedakan antar sesama manusia bahkan saling membenci?
Indonesia sebagai suatu wadah yang menampung semua perbedaan ini, dari Sabang sampai Merauke dan diikat dengan satu semboyan, "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya walaupun berbeda tetapi tetap satu. Demikian juga kita dengan segala perbedaan yang ada kita tetap satu, yaitu satu Indonesia.
3. Pahami ajaran agama dengan benar
Ajaran agama merupakan salah satu fondasi yang membentuk akhlak manusia. Banyak kasus intoleran yang mengatasnamakan agama. Tetapi apakah benar agama mengajarkan sikap intoleran?
Sejauh pengamatan, dalam masing-masing ajaran agama tidak diajarkan untuk membenci antar sesama. Sebaliknya setiap agama, baik itu Islam, Kristen (Katolik), Protestan, Hindu, Buddha, maupun Konghucu mengajarkan untuk mengasihi, menghormati, dan saling menolong antar sesama umat manusia.
Karena itu, jika ada orang yang melakukan sikap rasis, intoleran, dan sikap non sosialisme lainnya, maka kemungkinan bahwa orang tersebut belum memahami ajaran agamanya dengan benar.
4. Selektif dalam menerima isu-isu di sekitar
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memainkan peran yang besar dalam kehidupan sosial. Dewasa ini, penyebaran dan akses informasi sangat mudah dilakukan.
Kendati demikian, informasi yang disebarkan tidak selamanya berisi informasi yang benar. Saat ini informasi palsu (hoax) banyak memenuhi media-media sosial. Hoax disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi dan golongan tertentu.
Sebagai masyarakat, kita tidak bisa mengendalikan penyebaran berita-berita palsu tersebut, tetapi kita bisa mencegah informasi-informasi yang diperoleh agar tidak merusak perspektif kita.Â