Seorang tokoh nasional terpaksa akan memilih Prabowo pada pemilihan presiden nanti. Ia memilih Prabowo  karena keterpaksaan. Sang tokoh tidak akan memilih Jokowi karena di matanya presiden dari Partai PDI itu dianggapnya telah gagal. Begitu rangkuman dari sebuah postingan di whatsapp grup.
Tokoh nasional itu menunjuk (bukan memilih karena tidak ada opsi lain) Prabowo dengan syarat diturunkan lagi jika dikemudian hari gagal. Mungkin ini semua setuju. DPR RI harus berani menurunkan presiden. Kalo perlu bikin kontrak politik. Isi kontrak ? Pemberian batas waktu dalam upaya mensejehaterakan rakyat. Jika gagal mensejahterakan rakyat dalam batas waktu tertentu, maka dengan legowo sang presiden terpilih harus mundur.
Sepertinya tidak ada yang bisa kita harapkan selain 2 orang calon itu. Saya lebih memilih tidak dua-duanya. Sebab, keduanya menangpun, kesejahteraan akan tetap milik segelintir orang.
Jokowi menang, kroni dan konconya yang makmur. Prabowo menang  pun sepertinya bakal seperti itu.
Siapa  berani jamin, kalo Prabowo menang,  rakyat, petani dan nelayan bakal makmur dalam sekejap ? (Catatan ; mantan mertuanya, 32 tahun berkuasa tak mampu memberikan keadilan dalam kesejahteraan)
Adakah jaminan jika Jokowi manggung lagi, rakyat bakal punya sawah, ladang, kendaraan, apalagi  jabatan ? Pekerja asing akan diusir ? Au ah gelap !. Wassalam.- ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H