Menurut saya, pelajar pembully terbesar sepanjang sejarah adalah Giant, salah satu karakter menonjol di manga Doraemon. Hanya karena kesalahan sepele, Giant bisa menghajar temannya hingga babak belur.Â
Tapi itu hanya terjadi di komik dan animasi Jepang. Di dunia nyata, bullying seperti yang dilakukan oleh Giant bisa berdampak sangat serius.
Semakin banyak korban bullying yang berjatuhan. Dan saat ini, korban tidak "hanya" babak belur atau cidera, tapi juga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.Â
Selama ini orang acuh tak acuh dengan bullying. Menganggapnya sebagai perilaku wajar yang dilakukan antar teman yang karib. Bahkan ada yang menganggap bullying itu penting untuk menguatkan mental.
Ketika ada seseorang yang bereaksi ketika mereka dibully, spontan para pembully itu akan berkata "Nggak usah baperan" atau kalau menggunakan istilah yang telah viral belakangan, mereka akan mengatakan "Bercyandaaa...bercyandaaa."Â
Padahal bisa jadi teman yang mereka bully benar-benar terluka (entah fisik atau mental atau kedua-duanya) dengan perlakuan mereka.
Bahkan setelah banyak tersiar kabar bahwa perundungan telah merenggut nyawa, para pembully ini terus saja menganggap perundungan itu soal biasa.Â
Memang sudah banyak yang prihatin dan mengkampanyekan anti-bullying di mana-mana, tapi semuanya hanya seperti meninju udara, hampir tidak memiliki dampak apa-apa.
Korban bullying (meskipun banyak yang menyangsikan bahwa ia adalah korban perundungan) yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat traumatis menurut saya adalah Jeremy Wade Delle.Â
Pagi hari di tanggal 8 Januari 1991, Jeremy terlambat masuk kelas. Gurunya meminta dia untuk mengambil kartu kehadiran terlebih dahulu sebelum masuk kelas.
Jeremy keluar kelas dan kembali ke kelas dengan membawa pistol. Di depan kelas ia berkata: "Bu, saya mendapatkan apa yang sebenarnya saya cari." Lalu ia menembak dirinya sendiri!