Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kejutan PDIP dalam Pilkada DKI Jakarta 2024

3 September 2024   05:42 Diperbarui: 3 September 2024   06:11 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eko Windarto 

PDI Perjuangan membuat kejutan dengan memasangkan Pramono Anung dan Rano Karno menjadi kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Selama ini gak pernah muncul dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Yang begitu ramai dibicarakan masyarakat DKI Jakarta adalah Anis Baswedan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil A Hok. Ada apa gerangan, dan bagaimana dinamikanya?"

Setelah penelitian yang lebih mendalam, benar bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah membuat kejutan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun ini dengan memasangkan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Pramono Anung adalah mantan Menteri Sekretaris Kabinet di bawah Pemerintahan Joko Widodo, sedangkan Rano Karno adalah mantan Gubernur Banten.

Banyak orang terkejut dengan keputusan ini, mengingat Pramono Anung tidak pernah muncul dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya. Namun, menurut sumber-sumber PDIP, Pramono telah lama diincar sebagai calon gubernur oleh partai tersebut. Pemilihan Pramono Anung juga memberikan kejutan bagi warga Jakarta, karena ia bukan merupakan tokoh yang dikenal secara luas di Jakarta.

Meskipun begitu, PDIP memiliki beberapa alasan untuk memilih Pramono Anung sebagai calon gubernur. Pertama-tama, Pramono Anung adalah seorang politikus yang memiliki pengalaman dan latar belakang yang kuat di bidang pemerintahan dan manajemen. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDIP dan kemudian dilantik menjadi Menteri Sekretaris Kabinet di bawah pemerintahan Joko Widodo. Selain itu, Pramono Anung juga memiliki kemampuan berbicara yang baik dan karisma yang sangat diperlukan dalam kampanye politik.

Selain Pramono Anung, PDIP juga menunjuk Rano Karno sebagai calon wakil gubernur. Rano Karno adalah seorang aktor dan produser film terkenal di Indonesia, dan ia telah memenangkan beberapa penghargaan untuk karyanya dalam industri film. Ia juga telah aktif terlibat dalam politik selama beberapa tahun terakhir, dan pernah menjadi anggota MPR dari Partai Golkar sebelum bergabung dengan PDIP.

Namun, pasangan Pramono Anung dan Rano Karno masih harus menghadapi pesaing-pesaing kuat dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Salah satu pasangan calon yang paling sering dibicarakan adalah Ridwan Kamil dan Suswono.

Untuk mengatasi persaingan ini, pasangan Pramono-Rano akan harus menunjukkan kemampuan mereka dalam campaign politik, termasuk kemampuan mereka untuk berbicara dan mempengaruhi pemilih, serta kemampuan mereka dalam mengelola isu-isu penting di Jakarta, seperti kemacetan lalu lintas dan banjir. Mereka juga harus terus mengedepankan kampanye yang jujur dan tidak melakukan kampanye hitam atau kecurangan lainnya.

Namun, ada beberapa isu dan tekanan yang perlu diatasi oleh pasangan Pramono-Rano dalam kampanye politik mereka. Isu pertama adalah kurangnya popularitas dan dukungan dari warga Jakarta karena muncul secara tiba-tiba. Pasangan ini perlu mengedepankan kampanye yang lebih agresif dan kreatif untuk menarik perhatian agar dapat meningkatkan popularitas mereka di kalangan masyarakat.

Baca juga: Sajak Pilkada

Selain itu, pasangan ini juga harus bisa mengatasi kampanye hitam dan serangan dari pesaing mereka. Memastikan bahwa kampanye mereka jujur dan sesuai dengan etika politik dapat membantu memperkuat citra mereka di mata masyarakat.

Selain itu, pasangan ini juga perlu membahas dan menangani isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat Jakarta saat ini, seperti kemacetan lalu lintas dan banjir. Mereka harus memastikan bahwa program dan kolektivitas mereka untuk memecahkan masalah tersebut adalah benar-benar efektif dan dapat diimplementasikan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun