Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ratna Indrawati Ibrahim: Energi Kemanusiaan yang Abadi

24 Agustus 2024   21:35 Diperbarui: 25 Agustus 2024   08:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri 

Oleh: Eko Windarto

Malam ini hari Sabtu tanggal 24/8/2024 merupakan malam yang tidak hanya mengenang seorang tokoh sastra, yaitu Ratna Indraswati Ibrahim, namun juga merayakan perjuangannya untuk kesetaraan dan hak-hak penyandang disabilitas. Ratna tidak hanya seorang penulis yang produktif, namun juga seorang aktivis sosial yang berjuang untuk inklusi dan penghormatan terhadap semua individu tanpa memandang kemampuan bisnis mereka.

Ratna memiliki kontribusi yang besar dalam dunia sastra dan perjuangan. Oleh karena itu, mari kita terus mengenang dan menghormati kontribusinya dalam dunia sastra dan perjuangan. Namun, kita juga harus melanjutkan perjuangannya dalam acara selanjutnya.

Pada acara selanjutnya, Bapak Profesor Dr. Djoko Saryono, guru besar pendidikan bahasa negeri dan bangsa Indonesia dari Universitas Negeri Malang memberikan sambutan sepatah dua kata tentang Ratna. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan bahwa Ratna bukan hanya seorang penulis dan aktivis sosial, tetapi juga merupakan suatu energi kemanusiaan.

Input sumber gambar dokpri 
Input sumber gambar dokpri 
Menurut Profesor Dr. Djoko Saryono, Ratna sudah melewati fase tubuhnya dan kemudian menjadi suatu energi kemanusiaan yang berguna bagi kemanusiaan. Selama hidupnya, Ratna telah menempatkan kecukupan di dalam semesta hidupnya dengan tidak hanya menaklukkan tetapi juga menempatkan kecukupan di dalam semesta hidupnya. Oleh karena itu, Ratna bukan hanya bergerak di bidang kesejahteraan sastra seperti menulis cerpen, puisi, dan novel, tetapi juga melakukan advokasi-advokasi dalam novelnya seperti "Rumah Tangga".

Ratna juga dipandang sebagai sosok yang memperjuangkan humanisme multikultural yang luas. Ia tidak membeda-bedakan dan menyebarkan pesan humanisme yang mengedepankan persamaan hak dan perlakuan pada semua manusia, tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau budaya.

Dari kontribusinya yang luar biasa, banyak penelitian tentang Ratna yang menyebutnya sebagai suatu penampakan ilahiyah tentang kemanusiaan. Karya-karyanya dianggap sebagai bentuk advokasi, yang menunjukkan betapa pentingnya kemanusiaan dalam hidup ini.

Input sumber gambar dokpri 
Input sumber gambar dokpri 
Malam ini, kita merayakan energi kemanusiaan yang diwakili oleh Ratna. Sebagai audien, kita semua berada di bawah pijar-kejar-kendar epiphani humanisme sebagai suatu energi yang begitu kuat, seperti angin yang terus mengembara. Ratna mampu menyandang tubuhnya sebagai energi, dan memperjuangkan esensi kemanusiaannya melalui karya-karyanya. Selama hadir dalam hidupnya, ia selalu menempatkan manusia sebagai sumber daya yang berguna bagi kemanusiaan dan semesta alam.

Namun, meski Ratna sudah tiada, esensi kemanusiaannya tidak pernah lekang dimakan waktu. Karya-karyanya menjadi bentuk penghormatan, dan perjuangan kemanusiaannya terus diwariskan kepada kita semua. Oleh karena itu, mari kita terus mengenang dan menghargai dedikasinya, dan kita semua dapat terus meneruskan perjuangan kemanusiaannya untuk kesetaraan dan hak-hak penyandang disabilitas.

"Terima kasih telah meluangkan waktu untuk merayakan dan menghormati sosok Ratna Indraswati Ibrahim. Semoga warisan terbaiknya dapat terus dilanjutkan dan diwariskan kepada generasi-generasi di masa yang akan datang," tandas Prof. Dr. Djoko Saryono menutup sambutannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun