Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Masalah Kemiskinan dan Kelaparan di Negeri Gema Ripah Loh Jinawi

15 Agustus 2024   18:03 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:26 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eko Windarto 

Banyak orang mungkin mengira bahwa kemiskinan dan kelaparan hanya terjadi di negara-negara berkembang atau di daerah yang kalah perkembangan. Namun, sayangnya fenomena ini masih terjadi di Negeri Gema Ripah Loh Jinawi yang secara ekonomi sedang berkembang pesat. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait mengapa dan bagaimana masih ada orang yang mati kelaparan di Negara yang telah memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti Indonesia.

Pertama, sejarah kesejahteraan ekonomi di Negeri Gema Ripah Loh Jinawi perlu diperhatikan. Setelah mengalami masa-masa sulit diakibatkan oleh krisis ekonomi 1998, Negara mengambil langkah-langkah pemulihan ekonomi yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, kemajuan ekonomi tersebut tidak mampu membawa kemakmuran kepada seluruh lapisan masyarakat. Akibatnya, kemiskinan masih menjadi masalah yang tidak bisa dihindari di negara yang terkenal dengan keberagaman budayanya ini.

Berbagai faktor penyebab kemiskinan dan kelaparan di Negeri ini perlu diperhatikan untuk memahami masalah yang lebih kompleks ini. Faktor-faktor seperti kurangnya lapangan kerja yang tersedia, pendidikan yang rendah, infrastruktur yang kurang berkembang, serta krisis lingkungan hidup yang belum tertangani, semuanya berkontribusi pada masalah kemiskinan dan kelaparan yang dihadapi oleh Negara ini. Oleh karena itu, program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Negeri ini sangat diperlukan.

Infrastruktur yang kurang seimbang juga mencakup infrastruktur sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan sanitasi. Di beberapa wilayah Negeri ini, sekolah mungkin terbatas dan kursi-siswa yang tersedia kurang memadai, sehingga beberapa anak tidak sekolah atau putus sekolah. Hal ini mempengaruhi kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan dan memperburuk situasi kemiskinan di wilayah tersebut. Begitu pula dalam hal kesehatan, beberapa wilayah di Negeri ini mungkin tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, sementara negara bagian yang lain memiliki akses yang lebih baik ke fasilitas kesehatan. Ini membuat masyarakat terbatas dalam akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memperbaiki infrastruktur yang tidak seimbang secara merata di seluruh wilayah negeri. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil, untuk memperbaiki aksesibilitas ke peluang kerja, pendidikan dan kesehatan. Pemerintah juga bisa membangun kawasan ekonomi pengembangan untuk mempromosikan pertumbuhan pro-poor, yang akan membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, upaya juga bisa diarahkan pada meningkatkan partisipasi swasta dalam mengembangkan infrastruktur yang lebih seimbang di seluruh negeri.

Meski program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Negeri ini telah dilakukan, namun masih terdapat keterbatasan dalam implementasinya. Kendala-kendala seperti kebijakan yang tidak efektif, kurangnya sumber daya manusia yang kompeten, serta korupsi yang merajalela dan menggurita, serta permasalahan sosial lainnya, semuanya mempengaruhi proses pemulihan ekonomi dan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan di Negeri ini.

Tentunya, peran masyarakat dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan di Negara ini sangat besar. Dalam bertindak sebagai agen perubahan, masyarakat memiliki potensi untuk memberikan kontribusi nyata dalam memecahkan masalah ini. Masyarakat bisa terlibat dalam upaya penciptaan lapangan kerja baru, membantu meningkatkan kualitas pendidikan, serta melakukan tindakan sosial dan donasi saat terjadi bencana dan krisis lainnya.

Selain mengganggu kesejahteraan ekonomi masyarakat, kemiskinan dan kelaparan juga berdampak pada aspek kesehatan dan sosial. Menurut data dari United Nations Development Programme (UNDP), kemiskinan terkait dengan masalah kesehatan seperti malnutrisi, kekurangan energi, dan anemia, yang berdampak pada kualitas hidup yang buruk. Tunawisma dan kekurangan perumahan juga merupakan masalah besar di negara ini, yang memunculkan masalah baru seperti keamanan dan kesehatan yang kurang terjamin.

Solusi dan inovasi dibutuhkan untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan di Negeri ini. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat seperti, berinvestasi di bidang pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja, memperkuat kerja sama internasional untuk penyelesaian masalah krisis lingkungan hidup, dan mengembangkan program-program pemerintah serta NGO yang fokus pada mengatasi kemiskinan dan kelaparan di wilayah pinggiran yang terpencil.

Melihat keberhasilan negara dan daerah lain dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan bisa menjadi bahan perbandingan untuk menilai efektivitas program-program yang telah dilakukan di Negeri Gema Ripah Loh Jinawi. Dalam melakukan perbandingan, perlu diingat bahwa konteks sosial, ekonomi dan politik di setiap negara atau daerah berbeda, sehingga solusi dan strategi yang sudah dijalankan bisa saja tidak efektif diterapkan di Negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun