Dalam kegelapan malam aku memandang ragam jejak rindu yang berlabuh di sanaÂ
Sementara aroma kopi menyelimuti udara sekitar
Mungkin ini adalah satu malam yang sulit untuk aku nikmati
Namun dengan topeng kesedihan yang ku kenakanÂ
Aku tetap menatap jejak rindu itu
Secangkir kopi di depanku Terlihat begitu sepi dan hampa Namun dalam kedamaian yang ku alamiÂ
Aku tahu, hanya ia yang bisa memahami ku
Berkali-kali kulihat ke arah pintu Berharap suatu diri yang diinginkanÂ
Hadirmu, pelengkap rasa kebekuan nan dinginÂ
Mungkin -ya mungkin- denganmu aku bisa tertawa