Oleh: Eko Windarto
Panggung teater selalu menjadi medium yang tepat untuk mengembangkan seni pertunjukan dan mengemas kisah. Tak jarang, panggung teater juga sering membawa suatu tema kontroversial yang mengandung nilai positif untuk disampaikan kepada penonton. Salah satu teater yang menarik perhatian banyak orang adalah Teater Tari PENGAKUAN RAHWANA, dan beberapa kali dipentaskan.
Teater Tari PENGAKUAN RAHWANA adalah teater yang dipentaskan pada Bandung Art Festival yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Juli 2024. Teater tersebut diadaptasi dari kumpulan puisi Kemelut Cinta Rahwana karya Prof. Djoko Saryono dari Universitas Negeri Malang. Menariknya, teater ini memiliki tokoh utama yang menampilkan sisi yang jarang diperlihatkan yaitu Rahwana.
Naskah, sutradara, dan aktor dalam Teater Tari PENGAKUAN RAHWANA dipegang oleh Win Ekram, yang mengundang perhatian banyak orang pecinta seni pertunjukan. Dalam pertunjukan tersebut, Rahwana diperankan oleh Winarto Ekram, sementara Rama Wijaya dan Shinta diperankan oleh Fima Wijaya dan Ishanta Rahmawati. Tidak hanya itu, adu akting antara Rahwana dengan Kera juga diperlihatkan dengan sangat baik melalui tiga penari Caca, Puspa, dan Vira. Dok dalam pertunjukan ini dilakoni oleh Rama Sakti.
Sekalipun diangkat dari kumpulan puisi, bukan berarti tema cinta menjadi hal yang klise dalam pertunjukan ini. Bahkan tema cinta dalam pertunjukan ini terlihat lebih mendalami maknanya. Ada kalimat yang sangat menyentuh hati yang tertulis dalam Kumpulan Puisi Kemelut Cinta Rahwana karya Prof. Djoko Saryono, "Cinta sejati adalah ruh kehidupan itu sendiri. Tatkala dipungkiri berarti mengusir hati pergi, membiarkan tubuh kehilangan substansi diri, mana mungkin hidup di bumi dimaknai."
Teater Tari PENGAKUAN RAHWANA memberikan penonton kesempatan untuk melihat sosok Rahwana dari sudut pandang yang berbeda. Banyak kalangan beranggapan bahwa Rahwana adalah tokoh antagonis dalam cerita Ramayana. Namun, dalam pertunjukan ini Rahwana diceritakan sebagai karakter yang kompleks dan memiliki alasan tersendiri untuk melakukan apa yang dilakukannya.
Melalui bantuan sutradara dan aktor, kekompleksan karakter Rahwana ditampilkan secara memukau. Penonton diajak merenungkan bahwa tidak semua hal bisa digeneralisasi atau dilihat dengan hitam putih, sebab ada banyak sisi dalam satu sosok yang bisa dipelajari. Dalam pertunjukan ini, Rahwana dihadirkan sebagai sosok yang juga memiliki rasa kesepian dan keinginan untuk mencintai.
Teater Tari PENGAKUAN RAHWANA juga berhasil menampilkan koreografi tari yang apik dan indah. Tarian yang dilakukan oleh penari Caca, Puspa, dan Vira mau tidak mau harus mampu membawa penonton ke dalam nuansa yang kental akan Ramayana, meski dalam satu babak pun tidak disajikan dengan lugas. Runut mekanisme gerakan tari yang beserta pencahayaan bertema dan set yang tampak memukau disusun rapat dengan cerita. Efek-efek cahaya dan kemeriahan kostum juga turut menghadirkan suasana yang memukau bagi penonton.
Kesan dalam pertunjukan ini juga mendalam karena ketiga penari Kera berhasil menampilkan koreografi tari yang sempurna, melalui dekorasi kaca cermin yang memantulkan gerakan para penari. Dalam koreografi ini, penonton dihadapkan dengan tantangan visual yang memerlukan perhatian khusus dan penghayatan.