Oleh: Eko WindartoÂ
Ku Kirim sebuah sajak cinta
Sebagai sesaji mantra udara kota
Retorika sepi tak berdaya
Mencari muara samudera doa
Gemerincing kaki rindu
Mengiringi puisi kalbu
Dalam perjamuan itu
Sebuah sajak mengibarkan upacara sepi
Benih-benih darahnya tempat kenangan merawat mimpi
Menggenangi riwayat perjalanan ini
Setiap ku kirim sebuah sajak cinta
Wajahmu penuh pesona
Matamu menyelipkan cahaya
Di keningmu mengalir aroma doa
Ohhh.... cinta yang penuh cahaya
Merebak-rebak di taman dada penuh pohon bidara
Tumbuh di ranjang panjang purnama
Ku kirim sebuah sajak cinta sebagai tanda kasih sayang-Nya
Saat di rumah warna bidadari dipenuhi cinta tak terkira
Pada daun suruh, kelor, kumis kucing, kemangi, kelapa yang jarang tereja manusia
Cinta mendekam di dalamnya
Dan memberi kehidupan nyata
Memasuki minggu dini hari
Taman-taman penuh pesona bidadari
Menemukan antologi dari rangkuman sepi
Tak bertepi
Memukau narasi nadi
Pada orbit elegi kesunyian hakiki
Dan, setiap hening di rumah puisi penuh relief
Aku berdiri seperti huruf Alif, berlutut bagai huruf Dal, sujud serupa huruf Mim.
Ah...ternyata huruf-huruf mu adalah vertikal sebuah sajak cinta sejati
Yang mengukir antologi hati
Batu, 2962023