kutulis sajak ini ketika bertemu denganmu
pada jalan-jalan di taman perdu
kita selalu meninggalkan syair syahdu
dimana daun-daun itu ikut bernyanyi merdu
wahai dindaku, lihat eyang rasa yang gila sedang berseru
sambil memainkan jantungnya berdegup kencang dan seru
melihat rindu bertingkah mengaduk jiwaÂ
yang bercumbu
padahal pertikaian selalu ada dalam kalbu
ah... ternyata bulan itu juga mengerti rasa cinta kita
sementara kumpulan bintang-bintang selalu mengajak kita berkaca
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!