Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UKT dan Nasib Pendidikan Kita

29 Mei 2024   16:14 Diperbarui: 30 Mei 2024   04:49 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Eko Windarto 

Pada masa sulitnya ekonomi seperti yang kita alami saat ini, beban biaya hidup semakin meningkat. Hal ini juga berdampak pada biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh para orang tua mahasiswa dan mahasiswa. Kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) oleh beberapa perguruan tinggi negeri baru-baru ini menjadi sorotan dan menuai penolakan dari kalangan mahasiswa.

Tak dapat dipungkiri, kenaikan UKT di masa inflasi global saat ini membuat mahasiswa semakin kesulitan untuk bisa kuliah. Sepertinya orang miskin tidak boleh mengenyam pendidikan tinggi. Hal itu, di samping beban biaya hidup yang harus ditanggung, juga terkait dengan sistem perkuliahan yang berubah total dan sulit diterapkan dengan baik, seperti perkuliahan daring atau online yang lebih merepotkan dan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membeli kouta internet.

Menanggapi keberatan mahasiswa, pihak perguruan tinggi akhirnya mengakomodasi dengan membatalkan kenaikan UKT sementara waktu. Namun, pertanyaan muncul, apakah pembatalan tersebut akan menjadi solusi jangka panjang?

Langkah pembatalan kenaikan UKT ternyata tidak cukup baik apabila tidak diikuti dengan langkah konkret penyelesaian masalah dan hanya terkesan sebagai solusi jangka pendek dan lebih pada penundaan masalah yang terkait dengan masalah kebijakan dan regulasi.

Penurunan kualitas pendidikan tingkat perguruan tinggi negeri adalah hal yang tidak bisa dipungkiri lagi. Penurunan kualitas tersebut didasarkan pada banyak faktor, termasuk pengalihan dana ke dukungan kegiatan operasional perguruan tinggi lainnya, sehingga dana untuk peningkatan kualitas pendidikan menjadi berkurang. Dilansir dari beberapa sumber, banyak perguruan tinggi yang terkesan lebih menjunjung pendapatan dan profitabilitas dibandingkan mutu pendidikan.

Menurut asosiasi mahasiswa, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil oleh pemerintah dan perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan pencapaian prestasi:

Evaluasi dan meninjau ulang kebijakan tentang regulasi kenaikan biaya pendidikan dan pencarian sumber pendanaan pengembangan pendidikan

Baca juga: Cita-cita

Beberapa perguruan tinggi masih mengalokasikan sebagian besar dana untuk biaya operasional lainnya seperti pengadaan gedung dan investasi lainnya, sehingga terkesan mengabaikan kualitas pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas utama. Mahasiswa mengharapkan agar perguruan tinggi memperhatikan dengan baik pendanaan yang diberikan oleh pemerintah dan meningkatkan sumber pendanaan lainnya yang lebih menunjang peningkatan kualitas pendidikan.

Penyempurnaan kurikulum yang lebih relevan dan efektif

Perguruan tinggi harus mengevaluasi kembali kurikulum yang diusung, baik dalam segi materi maupun metode pembelajaran yang diaplikasikan. Meta pembelajaran harus menunjang daya saing serta pengembangan kemampuan mahasiswa lebih dalam dan relevan dengan tuntutan masyarakat dan dunia kerja saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun