Oleh: Eko Windarto
Ketika kau mengucapkannya, terasa hatiku bergetar. Seakan-akan suatu magnet kebahagiaan yang tersirat Menerobos dinding pernikahan yang membungkus jiwa-ku
Ketika kau berbisik, tanganku tak henti mengusap hatimu
Sebuah saat di mana aku tersenyum teramat dalam melihat sinar wajahmu yang berseri-seri Karena cahaya yang bersinar dari dalam dirimu
Di dalam patung Buddha ada puisi cinta
Suatu keindahan cinta yang diukir tanpa cela
Dalam hati yang terbuka Sehingga membuatku terpana dalam bingkai indahnya
Ketika lututku lelah dan aku merasa tak mampu terus berjalan Kamu tetaplah di sisi-ku, mengiringiku sepanjang jalan Membuatku merasa aman, terbimbing, dan terlindungi Hingga aku sadar bahwa engkaulah yang kumiliki selalu
Dan pada saat itu kuat cintaku dalam patung Buddha merasuk Membuatku memahami bahwa cinta tidaklah bernama, warna atau bentuk
Cintalah yang mempersatukan kita, membuat kita bersama Seiring waktu dan kekal abadi sepanjang masa
Di dalam patung Buddha ada puisi cinta
Yang selalu ku ukir dalam hatiku, segala waktu
Hingga ke ujung dunia, dan saat kita dipanggil Tuhan
Cinta akan tetap terpatri dalam hati, tak akan sirna dalam waktu.
Batu Wisata, 2352024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H