Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Macapat Warisan Kebudayaan Jawa yang Dipelihara

12 Mei 2024   22:01 Diperbarui: 12 Mei 2024   22:27 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Eko Windarto

Macapat, sebuah bentuk seni lisan yang mengalun merdu, menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Jawa. Berakar kuat dalam sejarah dan tradisi, macapat menjadi media yang mengekspresikan nilai-nilai kebajikan dan kearifan lokal. Dalam tulisan ini, kita akan melihat peranan macapat dalam melibatkan kita lebih dalam dengan heritage budaya Jawa serta bagaimana warisan macapat dipelihara sebagai khazanah kebudayaan yang berharga.

Macapat berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bicara yang menyentuh hati", menggambarkan betapa tangguhnya lantunan sajak dan syair dalam bahasa Jawa kuno sebagai jembatan penghubung para pendengar dengan dunia hati nurani. Sebagai utusan budaya, macapat adalah suatu bentuk kesenian yang turun-temurun diwariskan lewat generasi anak cucu dan menjadi saksi bisu eksistensi sejarah dan adat istiadat Jawa.

Sejatinya, macapat adalah sebuah perwujudan dari filosofi yang dianut masyarakat Jawa. Salah satu pahlawan sejarah yang dikenali sebagai tokoh penyair besar macapat adalah Raden Mas Said, atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kalijaga. Di tangan Sunan Kalijaga, macapat digunakan sebagai media penyebaran kebajikan, moral, dan ajaran kehidupan yang berguna untuk membentuk karakter seseorang dalam menghadapi liku-liku kehidupan.

Macapat sampai saat ini masih digunakan sebagai sarana mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran spiritual. Penyampaian ajaran macapat umumnya digelar dalam acara-acara adat Jawa dan pertunjukan seni budaya, seperti wayang atau ketoprak. Melalui pertunjukan ini, masyarakat diajak untuk merenungi maksud kehidupan dan memahami falsafah kearifan Jawa.

Sampai hari ini, warisan macapat dijaga dengan giat oleh generasi penerus bangsa Indonesia. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain adalah dengan membudayakan gerakan literasi macapat sebagai bagian integral dari pendidikan dasar, menginisiasi lomba-lomba macapat dalam lingkungan sekolah, serta merilis rekaman macapat dalam bentuk audio dan video agar mudah diakses oleh masyarakat luas. Upaya-upaya ini dilakukan untuk tidak hanya mengajak masyarakat mengenal dan menghargai macapat, tetapi juga untuk melibatkan mereka dalam pelestarian warisan budaya Jawa yang kaya ini.

Di era digital yang menuntut kreativitas dan inovasi, macapat mengalami berbagai transformasi agar tetap relevan. Lomba-lomba macapat akan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memperdalam pengetahuan mengenai warisan budaya lokal dan menggali potensi diri melalui ekspresi sastra dan seni. Pelaksanaan lomba macapat dapat dilakukan di berbagai tingkatan usia mulai dari anak usia dini, pelajar, hingga peserta dewasa.

Mengintegrasikan lomba macapat dalam ajang festival budaya Jawa juga memberikan nilai tambah dalam menjaring minat generasi muda untuk terjun di pentas seni dan melestarikan tradisi asli bangsa mereka. Lomba macapat juga menjadi ajang bagi seniman macapat untuk saling berebut prestasi, serta memupuk semangat kebersamaan dan kebanggaan akan warisan budaya mereka.

Peranan pemerintah serta masyarakat dalam mendukung terselenggaranya lomba-lomba mecapat sangatlah penting. Pemerintah perlu memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas yang baik dan penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni. Selain itu, peranan masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran dalam melestarikan budaya, salah satunya dengan aktif mengajak generasi muda untuk terlibat dan mempelajari tentang macapat dan kebudayaan Jawa.

Upaya pelestarian macapat melalui lomba dan kegiatan serupa, menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam mocopat memiliki peran penting di dalam pembentukan karakter dan budaya bangsa. Hal ini juga akan membantu kita mendalami hakikat kehidupan, agar kita bisa lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dan strategis dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Untuk itu, mari kita bersama-sama melestarikan dan menggalang peran serta dalam melestarikan kebudayaan macapat sebagai warisan bangsa Indonesia. Selain menjadi sumber kemakmuran dan kekayaan, kesenian ini juga akan menjadi landasan bagi semaraknya kebangkitan budaya nasional yang menginspirasi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun