Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berguru Kepada Rindu

18 April 2024   12:19 Diperbarui: 18 April 2024   12:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Karya: Eko Windarto

Di sela senja yang tenang dan sunyi, ketika biru langit meranggas menjadi tawa, aku hadir menyapa rindu yang terangkai, mengguratkan sepi dalam kesunyian malam.

Terpaku aku, pada satu senyummu, saat ketulusan dalam matamu menyelimuti, aku hadir menyapa rindu yang selalu bersemi: dalam kerinduan, dalam kepedihan, dan harapan yang kian merona.

Baca juga: Lagu Rindu

Harum semerbak aroma kopi, menambah syahdu suasana di sore yang hening, kala pesona keindahan luar biasa diabadikan: di atas kanvas, tangan seniman mengamini mata pelangi.

Hadirkanlah dirimu, rindu yang menyidai, ketika detak jantung merintihkan keinginan tak tercapai, untuk mengisi ruang hati yang kosong, dalam keharuan, dalam cinta, dalam kerinduan yang tiada tergantikan.

Diri yang duduk bersama diri, menaburi mata dengan buih-buih kerinduan, dalam izinku membaca isi hatimu, menyentuh serpih-serpih pilu yang menyelimuti.

Kembalikanlah rindumu yang seolah lari, jangan biarkan cinta terbebas dari hatimu. Kembalikanlah entah ke mana ku slalu berlari, kala kerinduan ini begitu beruntung untuk sembuhkan duka kita.

Di suatu masa bahagia, cinta pun merindu, saat rindu bertemu hangatnya cinta, membuat kita selalu saling menjaga, dalam setiap kisah yang kini diibaratkan dalam puisi.

Hadirkanlah dirimu, rindu yang menyidai, ketika detak jantung merintihkan keinginan tak tercapai, untuk mengisi ruang hati yang kosong, dalam keharuan, dalam cinta, dalam kerinduan yang tiada tergantikan.

Bergurulah kepada rindu, nikmatilah kerinduan, di kedalaman detik-detik hati yang merindu, biarkanlah pemilik cinta menengadah, ketika rindu yang panjang, dalam harapan yang kian terbisu.

Lumbung Bumi, 1642024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun