Oleh: Eko Windarto
Dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah berencana untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% selambat-lambatnya pada 1 Januari 2025? Kenaikan ini diprediksi akan memengaruhi keuangan masyarakat, seperti halnya kenaikan PPN sebelumnya. Pemerintah menaikkan PPN untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengatasi kesenjangan fiskal yang semakin meningkat. Namun, hal ini tentu saja membuat masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan baik. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi kenaikan PPN menjadi 12%.
Menghemat Belanja
Kenaikan PPN berarti harga barang-barang konsumsi akan semakin mahal. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam melakukan pengeluaran. Salah satu cara menghemat pengeluaran adalah dengan membuat daftar kebutuhan pokok dan mencari informasi harga yang lebih murah atau menawar harga. Berbelanja di pasar tradisional seringkali lebih murah untuk memperoleh barang yang sama dibandingkan dengan toko modern.
Cari Informasi Barang yang Dikenakan PPN dan Barang yang tidak
Kenaikan PPN 12% juga tidak berlaku untuk semua barang. Ada beberapa barang yang masih dikenakan PPN 0% atau PPN 5%. Sebelum melakukan pembelian, sebaiknya masyarakat memastikan dulu barang yang akan dibeli dikenakan PPN atau tidak, sehingga dapat membuat perencanaan pengeluaran dengan lebih bijak.
Manfaatkan Program Diskon
Manfaatkan program diskon yang diberikan oleh toko-toko dan pusat perbelanjaan untuk memperoleh barang dengan harga lebih hemat. Anda juga dapat memanfaatkan promo dan program cicilan untuk memperoleh barang yang mahal dengan cara bertahap, meskipun dengan bunga yang harus dibayarkan.
Menabung dan Berinvestasi
Mengantisipasi kenaikan PPN memerlukan persiapan yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menabung atau berinvestasi. Menabung dan berinvestasi dapat membantu mempersiapkan keuangan keluarga untuk mengatasi kenaikan harga yang tidak terduga.Â
Masyarakat dapat menabung di bank atau membeli obligasi. Investasi juga dapat membantu untuk mengamankan keuangan keluarga. Namun, investasi juga harus dilakukan dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan risiko dan hasil yang diharapkan.