Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Fenomena "Noise" Taylor Swift

19 Maret 2024   21:53 Diperbarui: 20 Maret 2024   17:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Oleh: Eko Windarto

Taylor Swift adalah salah satu musisi populer di dunia, penyanyi dan pencipta lagu yang telah memenangkan berbagai penghargaan, mulai dari Grammy Awards hingga Billboard Music Awards. Namun, baru-baru ini muncul fenomena dalam karirnya, yaitu "noise" Taylor Swift.

"Noise" Taylor Swift pertama kali muncul setelah perilisan album studio keenam miliknya, Reputation, pada tahun 2017. Banyak penggemar dan kritikus yang menyatakan bahwa lagu-lagu dalam album itu tidak sebagus karya-karya sebelumnya dan cenderung menjadi "noise" atau bising. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa album ini adalah karya yang unik dan menampilkan sisi baru dari Swift.

Namun, fenomena "noise" Taylor Swift tidak berhenti di situ. Setelah Reputation, Swift merilis album studio ketujuhnya, Lover, pada tahun 2019. Lagu-lagu dalam album ini mendapatkan respons positif yang cukup besar, terutama dari penggemar lama Swift.

Namun, lagu-lagu seperti "ME!" dan "You Need To Calm Down" mendapatkan kritik karena melenceng dari gaya musik yang biasa dibawa Swift.

Kritikus mencatat bahwa "noise" Taylor Swift muncul karena perubahannya dalam gaya musiknya. Swift lebih sering menampilkan lagu-lagu dengan elemen-elemen elektronik dan pop EDM daripada lagu-lagu country seperti yang dibawakannya pada awal karirnya.

Selain itu, konflik yang terjadi dalam hidup Swift, seperti konflik dengan Kanye West dan perseteruannya dengan Katy Perry, turut memengaruhi karya-karyanya.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa "noise" Taylor Swift bukanlah sesuatu yang buruk. Dengan mengambil risiko dalam eksperimennya dalam gaya musik, Swift tetap menunjukkan bahwa ia adalah musisi yang berani dan kreatif.

Selain itu, keberhasilan album-albumnya dalam meraih popularitas menunjukkan bahwa "noise" Swift tidak menurunkan kualitas dan popularitas musiknya.

Kontroversi mengenai "noise" Taylor Swift masih sering menjadi sorotan dan menginspirasi diskusi di antara para penggemarnya. Namun, bagaimana sebenarnya Swift menanggapi penerimaan karyanya dengan "noise" ini? Bagaimana dampaknya pada karir musik Taylor Swift ke depannya? Kita akan membahasnya lebih lanjut dalam artikel ini.

Seiring dengan munculnya fenomena "noise" Taylor Swift, hal ini punya dampak pada banyak aspek dalam karirnya. Mulai dari kualitas musik hingga respons fans dan kritikus di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun