Oleh: Eko Windarto
Salah satu kunci sukses dalam mengembangkan sebuah desa wisata mandiri adalah dengan melibatkan komunitas lokal sebagai penggerak utama. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama secara bersama-sama untuk saling mendukung, serta tetap mempertahankan adat dan budaya setempat. Pelatihan dan sosialisasi akan membuat masyarakat lebih siap menghadapi wisatawan. Oleh karena itu, para pengusaha dan pekerja wisata harus melibatkan komunitas lokal dalam setiap tahap pengembangan desa wisata mandiri.
Setelah membangun infrastruktur fisik dan memberdayakan komunitas lokal, tahap selanjutnya adalah melakukan pengembangan potensi dan daya tarik wisata. Hal ini bertujuan agar desa wisata mandiri tersebut benar-benar menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya desa wisata mandiri yang berhasil umumnya menggunakan kekayaan alam dan kearifan lokal sebagai daya tarik utama. Pengembangan kawasan wisata ini yang paling mudah dilakukan adalah memanfaatkan potensi alam dan budaya setempat. Sebagai contoh, desa wisata di Bali memanfaatkan hasil pertanian di sekitarnya dengan mengembangkan sistem pertanian terpadu dan agrowisata. Dalam hal ini, pariwisata berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan menjaga lingkungan alam.
2. Desa wisata mandiri di kampung Jodipan merupakan sebuah kampung wisata yang terkenal dengan warna-warni rumah warga yang berjejer rapi dan terkesan sangat ceria. Kampung wisata ini dikenal dengan sebutan "kampung warna-warni" yang ramai serta dipenuhi banyak wisatawan dari berbagai daerah. Dalam kunjungan ke kampung ini, pengunjung bisa melihat lukisan-lukisan mural yang dipajang di sekitar jalan dan tembok rumah warga. Selain itu, Anda juga dapat mencoba pengalaman baru untuk menikmati suasana yang berbeda dengan berjalan di jembatan kaca. Dari jembatan ini, dapat melihat kampung Jodipan dari ketinggian. Jangan lupa untuk mengunjungi spot foto yang unik di kampung wisata Jodipan.
3. Kampung wisata mandiri yang terletak di Desa Beji, Kecamatan Junrejo Kota Batu merupakan salah satu kampung wisata yang sudah ada sejak lama. Keunikan kampung wisata ini terletak di situasi alam yang masih terjaga, dan masih terasa asri dan menyegarkan. Beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi di sini adalah air terjun Beji yang sangat memukau, objek wisata petik melati, dan beberapa tempat rekreasi lainnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam dengan berjalan-jalan menyusuri hutan dan melihat pohon-pohon besar yang menyelimuti jalan setapak.
4. Tak ketinggalan juga bahwa kampung Wisata Omah Lawas  terletak di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Tempat wisata ini menawarkan konsep yang berbeda dari desa atau kampung wisata biasanya. Di sini, pengunjung diajak untuk mengenal sejarah serta budaya Jawa secara lebih dekat. Pengunjung akan merasa seakan sedang berada di masa lalu pada saat pertama kali memasuki Omah Lawas. Tersedia aneka ragam rumah khas Jawa yang masih dilestarikan, seperti rumah panggung, warung kopi, warung gudeg, dan masih banyak lagi. Selain itu, juga terdapat kerajinan tangan khas Jawa, seperti tenun, keramik, dan sebagainya.
5. Kampung Wisata Desa Songgokerto terletak di jalan raya Batu-Wonosari, Kota Batu. Di Kampung Wisata Songgokerto pengunjung akan menemukan suasana yang sejuk dan nyaman, karena kampung ini terletak di pegunungan Kota Batu. Desain bangunan di kampung ini menampilkan arsitektur pedesaan Jawa modern. Selain menikmati keindahan arsitektur, pengunjung juga dapat menikmati udara segar yang bersih dan pemandangan alam yang menakjubkan. Ada beberapa objek wisata yang menarik seperti wisata petik stroberi, dan wisata edukasi jambu biji.
6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengembangan desa atau kampung wisata mandiri yang berkelanjutan bergantung pada pelayanan wisata yang berkualitas. Wisatawan akan memberikan pengalaman yang positif jika mereka merasa diperlakukan secara baik oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu, pengusaha wisata dan masyarakat lokal harus memperhatikan pelayanan terhadap wisatawan.
7. Agar desa wisata dan kampung wisata mandiri tetap menarik bagi pengunjung, maka dibutuhkan diversifikasi produk wisata yang lengkap dan bervariasi. Kegiatan yang dapat ditawarkan di desa wisata dan kampung wisata mandiri antara lain wisata religi, ekowisata, kuliner, seni dan budaya, serta wisata olahraga.
8. Tahap berikutnya adalah mempromosikan desa wisata dan kampung wisata mandiri tersebut ke masyarakat luas. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai media seperti brosur, majalah, media sosial, dan sebagainya. Selain itu, pengusaha wisata dan masyarakat lokal juga bisa melibatkan penyedia wisata lokal, travel blogger, ataupun influencer, dalam mempromosikan desa atau kampung wisata mandiri tersebut.