Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kontestasi Pilpres dalam Debat Capres dan Cawapres

4 Februari 2024   04:54 Diperbarui: 4 Februari 2024   07:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh: Eko Windarto

Perhelatan pemilihan kepala negara memasuki babak akhir. Tahapan ini akan menjadi pijakan untuk melihat bagaimana kontestasi Pilpres akan menjadi gelanggang gagasan / program atawa pertarungan pemodal dan pengaruh.

Masyarakat kota atau desa umumnya memasuki reasoning public; publik yang menalar. Seiring dengan itu, pilihan politik mereka pun condong rasional; memilih karena mereka paham, khas masyarakat memahami understanding society. Pilihan mereka bebas dan independen. Selain itu, tidak ditentukan Citra politik yang dibangun, baik oleh media maupun partai partai politik.

Faktor penentunya adalah metamorfosis politik masyarakat dari partisipasi tak langsung ke partisipasi langsung. Jika partisipasi tak langsung, peran parpol sangat menentukan, maka dari partisipasi langsung masyarakat terlibat penuh di dalamnya, baik lewat pengamatan perseorangan di lapangan maupun via proses filterisasi informasi yang lebih matang.

Pilpres 2024 adalah taruhan menuju negara yang sehat atau yang sakit, yang melibatkan para calon, masyarakat pemilih, dan parpol-parpol pengusung. Perhelatan Pilpres hanya akan menjadi negara sehat jika para calon, parpol-parpol, dan masyarakat memiliki kesehatan nalar dan mental.

Sebagai pemilih, selain melihat visi misi dan program kerja Capres Cawapres, kita juga perlu mengamati bagaimana setiap calon menjawab pertanyaan dari lawan debat dan moderator. Oleh karena itu, salah satu hal yang bisa dijaring di babak akhir debat Capres Cawapres adalah kemampuan kandidat untuk berbicara dengan kompeten dan meyakinkan.

Selain itu, kita juga dapat menilai bagaimana kandidat melindungi diri dan pasangan calon mereka ketika diserang oleh lawan debat. Ini menunjukkan bahwa kandidat memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapat mereka dengan logika dan argumentasi yang kuat.

Selain itu, kita bisa memperhatikan bagaimana kandidat menyampaikan visi misi dan program kerja mereka secara terperinci dan praktis, sehingga dapat dipahami oleh orang-orang dari semua kalangan. Kandidat yang dapat memberikan pandangan yang jelas tentang rencana mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memenangkan hati pemilih.

Selain itu, sebagai pemilih, kita juga bisa mengamati bagaimana kandidat merespons pertanyaan yang berkaitan dengan isu-isu penting di Indonesia, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup, hilirisasi yang bertanggungjawab. Kandidat yang memiliki pengetahuan yang luas dan solusi praktis bagi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat kita dapat menjadi pilihan yang lebih baik.

Ketika menilai kontestasi di babak akhir debat Capres Cawapres, kita semua perlu memerhatikan integritas calon. Kandidat yang dapat mempertahankan integritas dan hubungan baik dengan masyarakat akan lebih dihormati dan mungkin memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik.

Menilai integritas calon dalam debat bisa dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, perhatikan seberapa konsisten pandangan calon terhadap masalah yang dibahas. Kedua, tinjau riwayat kehidupan calon, dengan melihat track record mereka dan tindakan-tindakan kongkrit yang pernah dilakukan. Terakhir, perhatikan pula bagaimana calon merespons pertanyaan dan kritik dari lawan debat maupun moderator. Namun, perlu diingat bahwa penilaian ini bisa sangat subjektif dan tergantung pada persepsi masing-masing individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun