Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tasawuf Mengajarkan Bahasa Cinta Lewat Sastra

18 Januari 2024   18:40 Diperbarui: 18 Januari 2024   18:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

bersama hening airmata
meluruh

31 Juli 2013

Ketika kita membaca puisi MALAM TAKDIR, Sang Penyair mengajak  kita mengarungi kebatinannya. Dari bait pertama ia tulis dengan metafora yang metafisis, / seribu bulan bercahaya/ di malam yang ganjil/. Memang malam Lailatul Qadar itu ada di hari atau di malam yang ganjil. Banyak orang menyebut Lailatul Qadar adalah malam seribu bulan, namun kurang bisa menjelaskan rincian detailnya. Kata Qadar sesuai penggunaanya dalam ayat-ayat Al-Qur'an memiliki tiga makna antara lain:

Malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pengertian malam Lailatul Qadar ini dapat ditemukan pada Surat Ad-Dukhan ayat 3-5 "Sesungguhnya Kami menurunkan (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kami yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami". Malam penuh kemuliaan.

Malam seribu bulan Lailatul Qadar adalah saat mulai yang tiada bandingannya karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Anda dapat menjumpai pengertian ini pada Surat Al-An'am (6):91 tentang kaum musyrik "Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan Kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pada Masyarakat".

Malam sempit
Pengertian ini mengacu pada banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti dituliskan dalam surat Al-Qadr atau surat Ar-Ra'd ayat 26. Malam Lailatul Qadar juga memiliki keutamaan yang tidak dimiliki malam lainnya, karena malam ini lebih baik dari seribu bulan. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah mengatakan bahwa siapapun yang mengerjakan ibadah di malam ini maka pahalanya setara dengan 83 tahun.

Pada bait kedua aku lirik mencoba i'tikaf di masjid meski udara sangat dingin sekali yang ia gambarkan melalui puisi batinnya, / di gigill udara/ puisi berdoa/.
Memang terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan agar Anda mendapatkan malam seribu bulan ini antara lain:
Mengerjakan Sholat Lailatul Qadar
Membaca doa-doa dan meminta ampunan kepada Allah.
Memperbanyak dzikir dan istighfar.
Membaca Al-Qur'an.
Memperbanyak salat dan ibadah lainnya.
Terkait dengan pengerjaan sholat Lailatul Qadar, hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW melalui hadist riwayat Ibnu  Abbas dalam kitab Durratun Nashihin hal. 172 yang berbunyi:

Dari Nabi Muhammad Shalallohu 'alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda:

"Barangsiapa yang menjalankan sholat pada malam Lailatul Qadr sebanyak 2 (dua) rokaat, didalam setiap rokaatnya setelah membaca Al Fatihah (1) satu kali, kemudian membaca surat Al-Ikhlas 7 (tujuh) kali dan setelah salam membaca Astaghfirullahal azhiim wa atubu ilaih 70 (tujuh puluh) kali, maka selama dia mendirikannya Allah akan mengampuni dirinya dan kedua orang tuanya dan Allah Ta'ala akan mengutus Malaikat untuk menanam (untuknya) pepohonan di Surga, membangun gedung-gedung dan mengalirkan sungai-sungai didalamnya, dan dia (orang yg menjalankan sholat Lailatul Qadr) tidak akan keluar dari dunia sehingga dia pernah melihat seluruhnya." (HR: Ibnu Abbas)

Adapun cara melakukan shalat Sunnah Lailatul Qadr Tersebut adalah dilaksanakan dengan sedikitnya 2 Rakaat 1 kali salam/ 4 satu kali salam tanpa tasyahud awal / 6 hingga 12 rakaat dengan masing2 dua rokaat 1 salam-dua rokaat 1 salam.

Di bait tiga, ia baru bisa merasakan bahwa cintaNya utuh. Tak mungkin ada satu manusia pun  yang bisa menyamai cintaNya terhadap seluruh mahkluk  ciptaan Allah seperti yang ia ungkapkan lewat bahasa mistis dan sederhana, / cinta-Mu utuh/ rindu seluruh/. Ya ya ya, kita seharusnya menghadap Dia dengan totalitas tanpa embel-embel sedikit pun. Sebab, dari kesungguhan akan mendapatkan hal-hal tak terduga. Semua itu hanya bisa ditempuh dengan keihklasan dan kesabaran. Itu kunci sukses menuju jalan terang benderang dalam membersihkan hati. Dan tiap-tiap orang akan mendapatkan hikmah berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun