Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengejar Cinta di Ujung Senja

13 Januari 2024   21:10 Diperbarui: 13 Januari 2024   21:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Karya: Eko Windarto

 
Udara di pantai selatan terasa lebih segar di malam hari. Namun, tak ada yang bisa membuat hatiku merasa lebih segar selain bertemu dengan seseorang yang selama ini kusukai. Namanya Rama, temanku sejak masa kuliah. Sekarang, tak lagi mengikuti kuliah, Rama memilih untuk bekerja dan menjalani kehidupan dewasanya dengan sepenuh hati. Aku masih mengikuti kuliah, dan kadang-kadang masih merasakan kekosongan tanpa kehadiran Rama.

Hari ini, aku sengaja datang ke pantai, tempat yang sering didatangi Rama untuk melepas penat setelah bekerja. Aku berharap bisa bertemu dengannya dan menegaskan perasaan yang selama ini terpendam.

Namun, perjalananku kali ini nampaknya kurang beruntung. Aku tak menemukan Rama di pantai seperti biasanya. Aku melihat ke arah langit yang mulai menyala, matahari akan segera tenggelam. Aku merasa berada di ujung dunia, di tempat di mana langit dan lautan bertemu, dan kusadari bahwa mungkin inilah momen yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.

Aku memutuskan untuk menunggu, meski kadang-kadang langit dan air laut meneriakkan bahwa Rama tak mungkin tiba, aku tetap bertahan di tempat yang sama. Sekali lagi, aku melihat ke arah langit, dan matahari telah hampir terbenam. Tiba-tiba, aku melihat bayangan di kejauhan dan tanpa ragu aku mengenali Rama.

"Dian, apa yang kamu lakukan di sini?" Rama menyapaku dengan senyum yang terukir di wajahnya.

"Aku... Aku ingin mengatakannya padamu," jawabku seraya menundukkan kepala.

"Sudah cukup lama aku tahu kamu menyukai aku, dan kamu tahu bahwa aku merespon perasaanmu," kata Rama dengan tegas.

"Benarkah? Aku selalu merasa ragu," jawabku seraya menatap ke arah laut.

"Kita berada di ujung senja, Dian, bukan di ujung dunia. Kita bisa memiliki masa depan yang cerah jika kamu berani. Jangan lewatkan kesempatan ini." Rama meraih tanganku dan menarikku masuk dalam dekapannya.

Malam semakin larut, tapi kami berdua masih berada di pantai. Saat yang selama ini kusimpan dalam hati akhirnya terungkap, dan semuanya terasa lebih indah dari apa yang pernah kuduga. Pada saat itu, aku merasa bahwa kami berdua sudah memulai sebuah awal baru, sebuah hubungan yang penuh kasih sayang dan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun