Mohon tunggu...
Eko Wahyu Santoso
Eko Wahyu Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Belajar mengaktualisasi diri dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Panel Surya untuk Nelayan di Pantura Lamongan: Mengurangi Beban, Meningkatkan Kesejahteraan

3 September 2024   00:58 Diperbarui: 4 September 2024   19:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pantai Utara Lamongan dikenal dengan nelayannya yang gigih dan pekerja keras. Setiap hari, ribuan nelayan berangkat melaut, menghadapi gelombang dan angin demi mencari nafkah. Namun, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari biaya bahan bakar yang kian mahal hingga kebutuhan energi yang mendesak di tengah laut. Salah satu solusi yang bisa menjadi jawaban atas persoalan ini adalah pemanfaatan panel surya. Tapi, bagaimana sebenarnya panel surya bisa membantu nelayan di Pantura Lamongan? Mari kita bahas lebih mendalam dengan melihat data dan kondisi di lapangan.

1. Cahaya Matahari yang Melimpah: Sumber Energi Tak Terbatas

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), intensitas cahaya matahari di Lamongan mencapai rata-rata 5-6 kWh/m per hari. Angka ini menunjukkan bahwa Pantura Lamongan memiliki potensi energi matahari yang besar dan hampir selalu tersedia sepanjang tahun. 

Seorang nelayan bernama Pak Budi, yang sudah lebih dari 20 tahun melaut di Pantura Lamongan, menceritakan bagaimana terik matahari seringkali menjadi tantangan tersendiri saat berlayar. Namun, ia juga mengakui bahwa panas matahari ini bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih positif."Kalau bisa dipakai buat listrik, ya kenapa enggak? Daripada panasnya cuma bikin gerah," ujar Pak Budi sambil tersenyum. Dari cerita Pak Budi, kita bisa melihat bahwa ada potensi besar untuk memanfaatkan matahari sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan hemat biaya.

2. Mengurangi Biaya Operasional dengan Panel Surya

Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), biaya bahan bakar bisa memakan hingga 60% dari total biaya operasional nelayan. Ini tentu menjadi beban berat bagi mereka, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Penggunaan panel surya di kapal nelayan bisa membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

Bayangkan saja, di tengah laut yang panas terik, panel surya bisa mengisi daya baterai yang digunakan untuk berbagai peralatan di kapal, mulai dari lampu penerangan, GPS, hingga radio komunikasi.Pak Joko, nelayan lain dari desa Brondong, sudah mulai mencoba menggunakan panel surya kecil di kapalnya. 

"Awalnya mahal pas beli, tapi kalau dihitung-hitung, sekarang saya bisa hemat banyak buat solar. Lampu kapal, GPS, semua pakai listrik dari matahari," jelasnya. Dari pengalamannya, kita bisa melihat bagaimana investasi awal dalam panel surya bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi nelayan.

3. Menjaga Kualitas Ikan dengan Pendingin Bertenaga Surya

Selain mengisi daya peralatan navigasi dan komunikasi, panel surya juga bisa dimanfaatkan untuk mengoperasikan kulkas atau freezer kecil di atas kapal. Ini sangat penting bagi nelayan yang sering melaut selama beberapa hari. Dengan penyimpanan ikan yang lebih baik, kualitas tangkapan dapat dipertahankan, sehingga harga jual di pasar bisa lebih tinggi."Kalau ikan segar, harganya bisa lebih mahal. Pakai freezer surya, ikannya nggak cepat rusak. Pas sampai darat, masih segar semua," cerita Bu Siti, istri nelayan di Paciran yang ikut membantu menjual hasil tangkapan di pasar. Kisah Bu Siti menggambarkan betapa pentingnya inovasi ini tidak hanya untuk nelayan, tetapi juga untuk keluarga mereka yang bergantung pada hasil laut.

4. Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Panel Surya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun