Oleh: Eko WindartoÂ
Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di Kota Wisata Batu, seperti bus pariwisata, sepeda motor, dan mobil yang tertimpa pohon tumbang, telah menimbulkan keprihatinan bagi warga setempat.
Sebagai upaya untuk menolak bala dan menghindari bencana lebih lanjut, Ketua Non Government Organization (NGO) Yayasan Ujung Aspal (YUA) Jawa Timur, Alex Yudawan, bersama beberapa unsur elemen masyarakat, mengadakan kegiatan "Kenduri Tolak Bala", Jumat, 24/1/2025.
Menurut penjelasan Ketua NGO YUA Jatim, Alex Yudawan, yang disampaikan di Jl. Terusan Sultan Agung, No 2, Kecamatan Batu, Kota Batu, kegiatan ini merupakan respons terhadap kecelakaan beruntun yang terjadi di Kota Batu, yang telah menimbulkan kerugian baik secara materiil maupun immateriil.
Alex Yudawan mengajak masyarakat Kota Batu untuk berdoa dan hadir dalam acara "Kenduri Tolak Bala" yang diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tersebut.
"Dalam kegiatan ini, Ki Ariono, seorang tokoh Lembaga Adat Kota Batu yang menguasai bahasa Jawa tulen, dipercaya sebagai juru doa," jelas Alex.
"Ki Ariono dibantu oleh Pemangku Pesantren Rakyat Kota Batu, Ulul Azmi Al -- Lulfie Wal'aman Asyafi'i. Mereka berdoa agar masyarakat Kota Batu dan para wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut senantiasa dilindungi dan terhindar dari segala kecelakaan atau bencana," sambungnya.
Ki Ariono juga menekankan pentingnya melestarikan budaya Jawa melalui kegiatan "Kenduri Tolak Bala" ini.
Ia menyatakan bahwa kegiatan doa dengan menggunakan bahasa Jawa seperti ini juga merupakan upaya untuk menjaga warisan budaya nenek moyang agar tidak punah.
Selain itu, Gus Ulul Azmi Al -- Lulfie Wal'aman Asyafi'i, Pemangku Pesantren Rakyat Kota Batu, juga menyarankan agar pergantian pemimpin di semua tingkatan, baik di pusat maupun di daerah, harus berjalan selaras dengan alam dan lingkungan sekitar.