Oleh: Eko Windarto
Dalam serial drama Korea "Squid Game," kehidupan kaum urban yang terjerat dalam lingkaran materialisme dan utang digambarkan secara dramatis. Meskipun terkadang dianggap berlebihan dan tidak rasional, cerita ini berhasil menarik perhatian banyak penonton karena adanya perasaan empati dan kesamaan dalam situasi sulit yang dialami oleh karakter-karakter dalam cerita ini.
Pada awalnya, serial ini memperlihatkan bagaimana beberapa orang bekerja melebihi jam kerja normal, namun upah lembur yang diterima sangat sedikit bahkan tanpa insentif tambahan.
Mereka rentan kehilangan pekerjaan saat perusahaan mengalami penurunan keuntungan atau terpengaruh oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil baik di tingkat nasional maupun global. Kondisi ini membuat mereka terjebak dalam lingkaran utang yang sulit untuk keluar.
Selain itu, banyak juga laki-laki dan perempuan muda yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Akibat kondisi traumatis ini, banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba, pergaulan yang salah, bahkan hingga terperangkap dalam kemiskinan yang menggiring mereka ke dalam utang yang tidak terkendali.
Tidak hanya itu, ternyata ibu rumah tangga dan bahkan aparat negara dengan penghasilan pas-pasan pun tidak luput dari jeratan utang. Mereka tertipu oleh penawaran-penawaran palsu dengan iming-iming keuntungan besar, atau terpaksa menanggung biaya perawatan medis anak mereka yang tidak tercakup oleh asuransi, karena tangan pemerintah belum menyentuh persoalan mereka.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang eksekutor dalam cerita, "Mereka bukan manusia." Hal ini menggambarkan bagaimana tekanan finansial dan kesulitan hidup membuat seseorang terdorong untuk mengambil keputusan yang terburu-buru dan keliru, bahkan hingga terjerumus ke dalam pikiran untuk bunuh diri.
Ketika mereka diberikan kesempatan bergabung dalam sebuah permainan dengan hadiah penyelesaian utang dan kehidupan yang sejahtera sebagai imbalannya, tawaran tersebut dengan cepat mereka terima.
Sebanyak 456 orang yang berada di ambang keputusasaan akhirnya terkumpul dalam permainan tersebut. Gim dimulai, dan setiap kali ada yang gagal menyelesaikan satu permainan, mereka dihadapkan pada ancaman tembakan mematikan dari penjaga. Perjuangan untuk bertahan hidup dan melunasi utang pun menjadi taruhan hidup bagi para peserta permainan tersebut.
Dalam konteks kehidupan nyata, "Squid Game" menjadi cerminan dari realitas pahit banyak orang di tengah tekanan ekonomi, sosial, dan emosional yang terus membelit.