Oleh: Eko WindartoÂ
Camping literasi telah menjadi salah satu cara yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan anak-anak dan remaja.Â
Aktivitas camping literasi menggabungkan elemen-elemen camping, seperti berkemah di alam terbuka, dengan kegiatan literasi, seperti membaca cerita, menulis diary, dan diskusi buku.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan tren digital, camping literasi memberikan kesempatan bagi peserta untuk terlibat dalam aktivitas offline yang mendalam dan mendukung kemampuan literasi mereka.
Sejarah camping literasi dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19 ketika gerakan kependidikan alam mulai berkembang di Eropa dan Amerika Serikat.Â
Pada masa itu, pendidik dan ahli psikologi mulai menyadari pentingnya interaksi manusia dengan alam dan lingkungan untuk pembelajaran holistik. Camping literasi menjadi salah satu metode yang digunakan untuk mengintegrasikan pendidikan alam dengan pembelajaran literasi.
Dalam konteks modern, camping literasi telah berkembang pesat sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak dan remaja.Â
Campuran antara kegiatan outdoor dan literasi memberikan pengalaman yang berbeda dan memikat bagi peserta, sehingga membantu meningkatkan motivasi belajar dan minat terhadap membaca dan menulis.
Selain itu, camping literasi juga dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengurangi pengaruh teknologi dan media sosial yang dominan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Dengan membawa peserta camping literasi ke alam terbuka, mereka dapat terlepas dari gangguan teknologi dan fokus sepenuhnya pada kegiatan literasi dan eksplorasi alam.
Seiring dengan popularitasnya, banyak lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan komunitas lokal mulai mengadopsi konsep camping literasi sebagai bagian dari program pembelajaran mereka.Â