Mohon tunggu...
Eko To
Eko To Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Muasal Kota Batu

9 Desember 2024   20:55 Diperbarui: 9 Desember 2024   23:06 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eko Windarto

Dengan latar belakang sejarahnya yang kaya serta keindahan alam yang menakjubkan, Kota Batu merupakan destinasi yang menarik untuk dikunjungi di Provinsi Jawa Timur.

Terletak 90 km sebelah Barat Daya Surabaya dan 15 km sebelah Barat Laut Kota Malang, kota ini menawarkan udara segar dengan ketinggian 680-1200 meter di atas permukaan laut serta suhu udara rata-rata antara 11-19 derajat Celcius.

Asal muasal nama "Batu" sendiri memiliki kisah yang menarik. Nama ini berasal dari seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro bernama Abu Ghonaim atau lebih dikenal sebagai Kyai Gubuk Angin.

Mbah Wastu, panggilan akrabnya, meninggalkan Jawa Tengah dan menetap di kaki Gunung Panderman untuk menyebarkan agama Islam setelah Perang Jawa berakhir pada tahun 1830.

Dalam masyarakat Jawa, Mbah Wastu sering dipanggil Mbah Tu, lalu akhirnya disingkat menjadi "Mbatu" atau "Batu" yang menjadi sebutan bagi daerah berhawa dingin di Jawa Timur.

Tempat pemakaman Mbah Wastu yang terletak di Dusun Banaran, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, menjadi saksi bisu dari sejarah singkat asal muasal Kota Batu.

Di kompleks makam seluas 500 m ini juga terdapat makam dari tokoh-tokoh lain seperti Pangeran Rojoyo, Dewi Mutmainah, dan Kyai Naim. Sebuah peninggalan bersejarah yang memperkaya dan memperkuat identitas Kota Batu.

Selain memiliki cerita yang memikat, Kota Batu juga memiliki sejumlah peninggalan bersejarah dan artefak yang menjadi saksi bisu kehidupan dan perkampungan sejak zaman pra-sejarah. Di antaranya, terdapat Candi Songgoriti dan Candi Supo yang merupakan peninggalan Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang Isyana. Artefak-artefak bersejarah ini menunjukkan kehidupan dan perkembangan kota ini sejak zaman dahulu.

Dunia pariwisata Kota Batu pun semakin berkembang dengan adanya berbagai wahana rekreasi dan objek wisata menarik. Salah satunya adalah Jatim Park, taman rekreasi keluarga yang menggabungkan wahana edukasi dan hiburan. Dengan beragam atraksi seperti museum satwa, museum tubuh, museum sains, dan berbagai wahana seru lainnya, Jatim Park menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu.

Tak hanya itu, Kota Batu juga dikenal dengan kelezatan kuliner khasnya. Makanan tradisional seperti bakso malang, rawon, tahu campur, dan masih banyak lagi dapat dinikmati di berbagai tempat makan di Kota Batu.

Bagi pecinta alam, Kota Batu juga menawarkan pesona alam yang menakjubkan. Dari wisata air terjun seperti Coban Rondo dan Coban Talun hingga keindahan alam Gunung Panderman yang memukau, pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang masih alami dan sejuk di Kota Batu.

Dengan segala keindahan alam, kelezatan kuliner, serta keberagaman atraksi wisata yang ditawarkan, tidak heran jika Kota Batu terus menjadi destinasi yang diminati oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dengan menjaga keunikan sejarah dan keanekaragaman budayanya, Kota Batu tetap menjadi destinasi yang dapat memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjungnya.

Batu, 9122024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun