Oleh: Eko WindartoÂ
Dalam prinsip jurnalistik, objektivitas memiliki peran yang sangat vital dalam menyajikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat.
Seorang jurnalis yang menjunjung tinggi nilai objektivitas akan mampu memberikan berita yang jernih tanpa cacat dan terbebas dari pengaruh pihak tertentu.
Ketika seorang jurnalis memihak pada salah satu pihak, baik itu pemerintah, kelompok tertentu, atau individu, fakta-fakta penting seringkali tertutupi atau disajikan secara tendensius. Hal ini dapat mengakibatkan informasi yang disampaikan menjadi tidak lengkap atau bahkan menyesatkan publik.Â
Berita yang seharusnya menjadi cerminan realitas terkini dapat terdistorsi akibat sudut pandang yang tidak netral dari seorang jurnalis.
Sebagai contoh, dalam konteks pemberitaan kebijakan pemerintah, jika seorang jurnalis memihak pada pemerintah, maka kelemahan atau dampak negatif dari kebijakan tersebut mungkin tidak akan terungkap secara menyeluruh.Â
Sebaliknya, jika jurnalis terlalu dibelenggu oleh afiliasi atau kepentingan pribadi, maka informasi yang disajikan akan cenderung bersifat subyektif dan tidak objektif.
Keberpihakan seorang jurnalis juga berdampak pada persepsi publik terhadap suatu isu atau peristiwa yang diliput.Â
Ketika berita hanya disajikan dari satu sisi tanpa memberikan ruang bagi sudut pandang lain, maka kemampuan pembaca atau audiens untuk membentuk opini yang beragam dan komprehensif menjadi terbatas. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya polarisasi dan terfragmentasinya masyarakat dalam memahami suatu masalah.
Dalam konteks ini, peran seorang jurnalis yang netral dan objektif sangatlah penting dalam menciptakan ruang diskusi publik yang sehat dan berimbang.