Sambil menikmati hidangan ringan dan segelas kopi hangat, kami berdua tenggelam dalam percakapan yang penuh inspirasi.
Cerita tentang perjuangan membuat akun baru di Kompasiana menjadi semakin berwarna dengan latar belakang alam yang indah. Dedikasi untuk menyelesaikan tugas yang kami mulai semakin kuat, seiring dengan semilir angin malam yang mengusap wajah kami.
Di antara canda dan tawa, kami menyadari betapa berharganya momen kebersamaan seperti ini. Suasana tenang yang hanya bisa kita rasakan di pinggir sungai Brantas ini memberikan kedamaian dan motivasi untuk terus bergerak maju.
Dalam keheningan malam yang hanya diselingi oleh suara alam, ide-ide segar pun mulai bermunculan di benak kami, siap untuk dituangkan ke dalam tulisan yang akan kami bagikan kepada pembaca setia Kompasiana.
Dari kejauhan, lampu-lampu kota mulai menyala satu per satu, menambahkan pesona dalam suasana malam yang semakin larut. Tapi bagi kami, momen di cafe di tepi sungai Brantas ini takkan pernah pudar dimakan waktu.
Suara gemericik air sungai Brantas dan nyanyian burung-burung malam akan selalu membekas dalam ingatan kami, mengingatkan tentang semangat, keberanian, dan kebersamaan yang kami rasakan dalam perjalanan inspiratif kami membuat akun baru di Kompasiana.
Setelah berdiskusi singkat, kami memutuskan untuk kembali ke rumah Tri sambil tetap memeriksa akun baru di Kompasiana. Namun, tak disangka, kami menemukan dua akun yang terdaftar dengan nama yang berbeda.
"Mungkin tadi waktu sinyal muter-muter, pak Eko membuat akun baru dengan nama yang berbeda dari yang pertama kali kita buat tadi, lho," ujar Tri dengan nada agak terheran.
Tetapi meskipun terjadi sedikit kekeliruan, kami tak kehilangan semangat dan motivasi untuk menulis. Dengan penuh inspirasi dari hari yang penuh lika-liku tersebut, kami pun mulai mempersiapkan diri untuk menulis kisah dan inspirasi baru di Kompasiana.
Semangat dan semangat pun terus menyala, siap untuk menuliskan kata demi kata yang ingin kami bagikan kepada pembaca.
Batu, 25112024