Abdullah merupakan anak sahabat nabi Umar bin Khattab. Dia merupakan seorang sahabat Rasulullah yang masuk Islam kala masih remaja, tidak lama ayahnya masuk Islam. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di depan Rasulullah. Dan dikalangan para sahabat Abdullah merupakan sahabat muda yang cerdas dan dikenal dengan sebutan Abu Abdurrahman.
Pada usia yang masih belia, sahabat nabi ini ingin menyertai ayahnya dan Rasulullah dalam perang Badar. Namun, Rasulullah menolaknya Abdullah bin Umar mulai terlibat dalam menegakkan panji-panji Islam dalam perang Khandak. Setelah itu, Abdullah terlibat dalam berbagai peperangan pada masanya.
Abdullah bin Umar dikenal sebagai salah satu sahabat yang sangat setia kepada Rasulullah. Dalam meriwayatkan hadits, Abdullah bi Umar menempati posisi kedua setelah Abu Hurairah, ada juga yang mengatakan bahwa Abdullah bin Umar menduduki posisi ketiga setelah Aisyah yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.
Salah satu hadits yang dikeluarkannya adalah saran Rasullullah agar Abdullah bin Umar benar-benar menghayati kehidupan dunia ini bagaikan seorang asing atau seorang pengembara. Seraya menepuk paha remaja ini, Rasulullah membekalinya dengan wasiat yang sangat terkenal hingga hari ini, "Menjadi seorang asing dan pengembara dalam hidup di dunia, seraya menghisab jiwa dalam rangka menghadapi kematian."
Dalam hadits Shahih Bukhari, Abdullah bin Umar menambahkan kata-katanya, "Apabila tiba waktu sore hari, maka janganlah engkau menunggu waktu pagi. Apabila engkau tiba di waktu pagi, jangan sekali-kali menunggu waktu sore. Pergunakanlah seluruh hidupmu itu sebelum tiba waktu kematianmu."
Wasiat Rasulullah yang disampaikan oleh Abdullah bin Umar ini benar-benar menginspirasi setiap muslim agar hidup lebih bermakna. Posisikan diri kita dalam hidup di dunia ini sebagai seorang yang asing. Layaknya orang asing yang tiba di suatu tempat tidak dikenal, orang tersebut akan melakukan orientasi. Hal pertama yang dilakukannya adalah mengenali tempat barunya. Ia akan mengidentifikasi segala hal yang berkaitan dengan tempat baru itu.
Orang asing itu harus mengenal mana yang akan bermanfaat bagi dirinya dan mana yang akan menimbulkan mudarat. Ia tidak akan melakukan tindakan yang gegabah yang akan merugikan dirinya. Orang asing akan tetap patuh terhadap apa yang telah ditentukan kepadanya selama pengembaraannya itu. Ia harus memahami karakter, etika, dan budaya manusia yang mungkin berbeda-beda selama perjalanannya. Selanjutnya pengembala tersebut akan bergaul dalam kultur barunya itu tanpa harus terbawa dalam arus yang tidak sesuai dengan karakter dan kepribadiannya. Suatu saat ia akan siap dengan perbekalannya untuk kembali ke tempat asalnya.
Jadikanlah dunia ini dalam genggaman, bukan dalam hati. Demikian kira-kira wasiat dari Rasulullah kepada umatnya. Pertimbangkan jiwa anda sebelum datang saat kepulangan (kematian) karena yang dihisab itu adalah jiwa. Membangun jiwa raga adalah membangun karakter kita agar hidup penuh dengan keberkahan dan selalu diberkahi oleh Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H