Setiap manusia dikenali dengan identitas masing-masing, tapi pengenalan terhadap seseorang sering tidak utuh sehingga banyak manusia yang tidak mengenali. Kepribadian seseorang terbangun oleh temperamen dan karakter yang dimilikinya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai rangsangan yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri.
Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, oleh karena itu sulit untuk diubah dan bersifat netral terhadap penilaian buruk. Sedangkan karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu manusia tersebut dapat berubah. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justru selalu menjadi objek penilaian etis oleh manusia.
Ada orang yang temperamennya buruk namun karakternya baik. Jika temperamennya sedang bekerja, maka akan bertindak laku negative, tetapi setelah reda nanti ia akan menyesali dan malu atas apa yang dilakukannya, meskipun nanti juga akan mengulang kembali. Sedangkan orang yang berkarakter buruk tetapi temperamennya baik, ia dapat menyembunyikan keburukan dihadapan orang lain. Yang paling merepotkan adalan orang jahat yang temperamennya buruk.
Karakter yang sudah menetap akan membentuk sebuah kepribadian. Kepribadian manusia menjadi dikendalikan oleh keinginan-keinginan yang terpendam di dalam alam bawah sadarnya. Dalam pandangan Islam, kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas nafs, qalb, 'aql dan bashirah, interaksi antara jiwa, hati, akal dan hati nurani. Kepribadian selain bawaan dari sejak lahir dan juga genetika dari orang tua, kepribadian merupakan proses internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya.
Seorang muslim dengan kepribadian yang baik, tidak bisa merasakan enaknya daging babi, meskipun daging babi tersebut dimasak dengan bumbu yang beraneka ragam dan dimasak oleh koki profesional, tetap saja seorang muslim tidak akan memakan daging babi tersebut. Kepribadian seorang muslim tentu saja berbeda-beda. Kualitas kepribadian juga tidak tetap, terkadang kuat, utuh, dan prima, tetapi kualitas kepribadian juga bisa terpengaruh oleh keyakinan agama lain.
Seseorang muslim memiliki kepribadian jika mempersepsikan sesuatu, dalam bersikap terhadap sesuatu dan dalam melakukan sesuatu dikendalikan oleh pandangan hidup muslim. Selain itu, kepribadian seorang muslim terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, dalam perspektif ini, agama yang diterima dari pengetahuan maupun yang dihayati dari pengalaman rohani, masuk kedalam kepribadian seseorang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H